Pasalnya, Sutiyoso pernah dua periode dipercaya memimpin DKI Jakarta. Tentu dia sangat memahami persoalan ibukota termasuk profil masyarakatnya.
Sutiyoso juga pernah dipercaya menjadi Kepala BIN pada periode pertama pemerintahan Joko Widodo. Dengan posisinya itu, tentu dia juga mengenal dengan baik Indonesia dari Sabang hingga Merauke.
Apalagi, Sutiyoso dalam kancah politik pernah memimpin PKPI periode 2010-2015. Tentu dia juga sudah memahami peta politik Indonesia.
Pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul Jakarta, M. Jamiluddin Ritonga mengatakan, harus diakui, saat Bang Yos sapaan akrab Sutiyoso, memimpin PKPI, partainya tidak lolos ke Senayan.
PKPI sejak berdiri awal reformasi hingga sekarang, memang belum berhasil menempatkan kadernya di Senayan.
"Jadi, Sutiyoso bukan sosok yang mumpuni mengelola partai. Dia termasuk pemimpin partai yang bukan bertangan dingin," ujar Jamiluddin kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Senin (21/6).
Karena itu, masuknya Sutiyoso ke Nasdem tampaknya tidak banyak yang bisa diharapkan. Apalagi kalau mengharapkan dapat membesarkan Nasdem.
Kalau mau jujur, lanjut Jamiluddin, masa Bang Yos tampaknya sudah berakhir. Kaum milenial tidak mengenal sepak terjangnya dalam memimpin Jakarta selama dua periode.
"Jadi, kehadiran Sutiyoso di Nasdem untuk membesarkan partai tampaknya sangat kecil. Figurnya mungkin bermanfaat untuk memberikan masukan kepada Nasdem berdasarkan pengalamanya selama menjdi gubernur, kepala BIN, dan memimpin partai politik," ucap mantan Dekan Fikom IISIP Jakarta itu.
BERITA TERKAIT: