Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Eddy Soeparno mengatakan, isu-isu yang bergulir atas insiden kebakaran kilang minyak tersebut seperti operasional, maintenance dan keselamatan Masih menjadi konsen pembahasan.
"Apakah protokol sudah dijalankan dengan baik, apakah perlu ditingkatkan lagi melihat kondisi yang saat ini? Inilah hal-hal yang tengah kami bahas bersama-sama. Tetapi, memang kita harus menunggu investigasi selesai," ujar Eddy Soeparno dalam webinar bertajuk 'Dampak Ekonomi BBM Atas Terbakarnya Kilang Balongan' Jumat (2/4).
Menurut Eddy, pihaknya tidak ingin jika insiden kebakaran kilang minyak Balongan tersebut terkesan mengaburkan fakta seperti insiden pemadaman listrik di DKI Jakarta pada Agustus 2020 lalu.
Saat itu, kata Eddy, pohon Sengon menjadi bulan-bulanan yang sejatinya tidak ada relevansinya.
"Jangan sampai kita mengulangi kasus sama seperti yang terjadi di Jakarta, pemadaman massal bulan Agustus 2020, dan yang disalahkan adalah pohon sengon. Ternyata tidak ada kaitan dan relevansinya sama sekali," tuturnya.
"Begitu pula dengan kondisi saat ini (Balongan) kita tidak bisa mendahului investigasi dan mengatakan dengan berbagai dalih ini adalah masalah petir. Konyol jadinya," imbuh Sekjen PAN ini menegaskan.
Turut hadir sejumlah narasumber dalam serial diskusi daring tersebut antara lain Pengamat Center for Petroleum and Energy Economics Studies (CPEES) Kurtubi, Coorporate Secretary Pertamina Ifki Sukarya, Sekretaris Kementerian BUMN, 2005-2010 Muhammad Said Didu dan Pengamat Energi Indonesia Resources Studies (IRESS) Marwan Batubara.
BERITA TERKAIT: