Pengamat kebijakan publik Trubus Rahadiansyah, memberikan dukungannya pada langkah tersebut sebagai upaya yang baik untuk meningkatkan akselerasi penyuntikan vaksin terhadap masyarakat Indonesia.
“Kalau sebagai upaya mempercepat vaksin tentu kebijakan yang baik, jadi vaksinasi yang ada bisa jauh lebih akselerasinya ditingkatkan, sebab vaksinasi yang diselenggarakan secara nasional ini berjalan relatif lamban,†ujar Trubus, Selasa (16/3).
Terlebih, kata Trubus, vaksin yang sudah diproduksi harus secepatnya digunakan untuk menghindari masa kadaluarsa, sehingga pelaksanaan vaksinasi sebaiknya dilakukan secara serentak dan lebih massif lagi.
“Harusnya idealnya kebijakan seperti itu atau pelaksanaan itu bersifat massif terjadi juga ditempat lain, jadi itu memang bisa mempercepat manakala itu dilakukan secara sinergis,†terangnya.
Lanjutnya, pelaksanaan sentra vaksinasi yang di Istora Senayan, Jakarta terlaksana atas sinergi antara Kementerian BUMN, Kementerian Kesehatan dan Pemda DKI yang menargetkan kalangan lanjut usia itu perlu ditiru oleh pemerintah daerah lainnya.
“Jadi model-model seperti itu yang dilakukan oleh Erick Thohir ini menjadi contoh di lingkup-lingkup lain, ditempat-tempat lain,†katanya.
Selain itu, Trubus menyarankan untuk memperketat pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan vaksinasi agar kualitas pelayanan kepada masyarakat dapat berjalan secara optimal.
“Selalu dilakukanlah evaluasi terhadap sentra-sentra yang memang nantinya akan diterapkan dibeberapa wilayah karena selama ini kan kita kadang terlalu berinovasi di kebijakan tetapi kemudian karena lemahnya dalam evaluasi yang terjadi sering berjalan lamban,†pungkasnya.
Sebelumnya Erick Thohir menyampaikan adanya sentra vaksinasi diharapkan dapat memenuhi target 5.000 vaksinasi per hari. Vaksinasi akan dilakukan setiap hari selama 4 bulan ke depan.
Saat ini sentra vaksinasi masih dilakukan di DKI Jakarta. Erick tak menutup kemungkinan bahwa nantinya pembuatan sentra vaksinasi juga akan dilakukan di sejumlah daerah.
BERITA TERKAIT: