Pengamat keamanan, pertahanan dan intelijen, Susaningtyas Nefo Handayani Kertapati mengatakan, jika diamati dari gagasan Komjen Sigit tentang Polri Presisi Korps Bhayangkara akan semakin profesional dan berwibawa.
Komjen Sigit kata perempuan yang karib disapa Nuning ini, harus piawai dalam menghadapi berbagai ancaman dan tantangan keamanan selama memimpin institusi pelindung dan pengayom masyarakat itu.
"Kapolri baru harus piawai dalam hadapi Ancaman, Tantangan, Hambatan dan Gangguan (ATHG) dalam kurun 3-5 tahun mendatang beserta jawaban aksi tindaknya," demikian kata Nuning kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (21/1).
Selain itu, untuk menunjang kinerja penegakan hukum, Listyo Sigit harus mengelola Baintelkam lebih terintegrasi dengan berbagai badan taktis Polri yang lainnya.
Kata Nuning, dengan terintegrasinya dengan badan lain, maka data intelijen yang dihasilkan oleh jajaran Baintelkam secara cepat bisa dimanfaatkan dalam kerja penegakan hukum.
Manfaat lainnya adalah data intelijen yang didapat seluruh anggota, nantinya akan menjadi pertimbangan strategis bagi seluruh pimpinan Polri. Khususnya, kata Nuning terkait dengan isu intoleransi.
"Baintelkam juga harus dikelola dengan pola yg lebih terintegrasi dengan Badan lain dalan institusi Polri, sehingga data intelijen bisa langsung bermanfaat sebagai dasar pengambilan keputusan pimpinan polri," pungkas Nuning.
Gagasan Polri Presisi yang disampaikan Komjen Listyo Sigit adalah Polri Presisi merupakan konsep pemolisian yang prediktif, responsibilitas, dan transparansi berkeadilan.
Setelah menjalani uji kelayakan dan kepatutan pada Rbu (20/1), Komisi III DPR sepakat menyetujui Komjen Litsyo Sigit sebagai Kapolri menggantikan Jenderal Idham Azis.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: