Peristiwa penistaan terhadap tokoh umat Islam dunia ini tidak hanya sekali di Prancis, melainkan berkali-kali.
Di Indonesia, kecaman demi kecaman dialamatkan pada Macron dan Prancis. Secara diplomatik, Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi sudah memanggil Dubes Prancis untuk Indonesia, Olivier Chambard.
Belakangan, kekecewaan dari umat Islam di Indonesia juga memunculkan desakan agar pemerintah mengambil sikap dengan memboikot segala macam produk dari Prancis.
Pengacara muda Acong Latif, menegaskan juga mengecam keras bahkan mengutuk Presiden Macron atas hinaannya pada Islam.
Akan tetapi, kata Acong Latif, meminta Indonesia memboikot produk dari Prancis juga menjadi desakan yang berlebihan dan akan berdampak pada ekonomi nasional.
"Menurut saya, Indonesia kalaupun mengecam Macron tidak harus memboikot produk-produk Prancis karena akan melemahkan atau melumpuhkan sistem ekonomi kita apalagi di tengah pandemi corona ini," ujar Acong Latif kepada wartawan, Senin (2/11).
Lanjutnya, mengecam tindakan Macron adalah satu hal yang wajar. Tetapi, pemerintah Indonesia juga bertanggung jawab untuk memulihkan kondisi ekonomi yang terdampak pandemi Covid-19.
"Tetap kita upayakan pulihkan ekonomi, jadi kalau Presiden Jokowi harus memilih lebih baik boikot produk Prancis atau tidak, manfaatnya lebih banyak tidak boikot," tegasnya.
BERITA TERKAIT: