Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

PMI Gunakan Konsep JKT-48 Untuk Tangani Covid-19

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/raiza-andini-1'>RAIZA ANDINI</a>
LAPORAN: RAIZA ANDINI
  • Rabu, 14 Oktober 2020, 17:46 WIB
PMI Gunakan Konsep JKT-48 Untuk Tangani Covid-19
Sekretaris Jenderal Palang Merah Indonesia (PMI) Sudirman Said/Net
rmol news logo Palang Merah Indonesia memiliki sebuah konsep matang untuk menangani pandemi Covid-19 yang disebutnya sebagai JKT-48.

“Kami menyebutnya JKT 48, J-nya jaga  mulut, tangan, jaga jarak, K-nya itu kolaborasi dengan semua pihak, T-nya itu test, treatment and tracing," ujar Sekretaris Jenderal Palang Merah Indonesia (PMI) Sudirman Said dalam acara diskusi virtual yang diselenggarakan Lembaga Survei KedaiKopi, bertajuk ‘Penanganan Covid-19 oleh Pemerintah Pusat’, Rabu (14/10).

"Nah apa yang mesti diajak kolaborasi? Ya 48 itu, 4 adalah pilar-pilar stakeholders, 8 adalah program apa-apa yang bisa kita ajak bersama,” imbuh Sudirman.

Adapun empat pilar yang menjadi stakeholder dalam konsep PMI dalam penanganan Covid-19 ini, yang pertama adalah state atau negara dalam hal ini pemerintah.

“Tugasnya negara barangkali kita tahu semua, policy-nya ditunggu, kemudian bagaimana menunggu aparat untuk bekerja menolong masyarakat,” katanya.

Yang kedua adalah komunitas rakyat keseluruhan, PMI ingin mengajak supaya masyarakat berpartisipasi untuk menjaga ketertiban, menjaga disiplin menjaga protokol kesehatan.

“Ketiga unsur korporasi atau privasi sektor. Di mana kita berharap kepada mereka, di samping terus melakukan upaya kegiatan ekonomi, juga bagaimana kegiatan ekonomi kedepan itu betul-betul memperhatikan protokol kesehatan. Jadi, di samping tadi menghidupkan atau membangkitkan kembali  ekonomi tapi juga caranya dengan tetap menjaga protokol,” jelasnya.

Yang terakhir adalah kampus atau pendidikan atau dunia pendidikan. Sudirman berharap jika saja pendidikan mampu menjaga displin jaga jarak jaga kebersihan bisa dikerjakan bersama dengan kampus itu akan menjadi gerakan yang luar biasa.

“Jadi tidak hanya gerakan dosen, tapi mahasiswanya yang jumlahnya jutaan itu bisa kita gerakkan untuk melakukan pendidikan masyarakat, dan mudah-mudahan kalau ini bisa ditangkap oleh otoritas pendidikan baik negeri maupun swasta itu akan menjadi gerakan yang sangat masif,” pungkasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA