"Golput tidak akan terhindarkan karena pemilih tentu lebih memilih menyelamatkan diri demi kesehatannya," ujar pakar politik dan hukum Universitas Nasional Jakarta, Saiful Anam kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (27/9).
Akibatnya, kualitas Pilkada 2020 ini akan menurun dan menjadi ujian bagi penyelenggara pemilu untuk dapat menyelenggarakan pilkada yang berkualitas di tengah pandemi ini.
"Sejarah akan mencatat pemerintah dan penyelenggara pemilu yang tetap menyelenggarakan Pilkada di tengah pandemi. Golput akan menjadi pilihan masyarakat ketimbang harus memilih pilihan sulit yang akan berpotensi terjangkit virus corona," kata Saiful.
Imbas lain, para penyelenggara Pilkada maupun pasangan calon kepala daerah akan sulit meraih simpati pemilih.
"Untuk itu, Pilkada Desember 2020 mendatang menjadi ujian penyelenggara pemilu dan pasangan calon untuk tetap dapat meraih simpati pemilih agar tetap memilih sesuai pilihannya meskipun itu sangat sulit sekali," pungkas Saiful.
BERITA TERKAIT: