Demikian disampaikan ahli Epidemiologi dan Biostatistik Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia, Pandu Riono, melalui akun Twitter pribadinya.
"Ketidakpastian dalam sains bukan kelemahan yang merugikan, bahkan itu kekuatan yang membimbing kita dalam kehati-hatian simpulkan hasil riset, karena ancaman bias," ungkapnya pada Rabu (19/8).
Pandu juga menegaskan, kepercayaan publik terhadap upaya pemerintah dalam menangani Corona dapat menurun, bila tidak ada keterbukaan dalam merespons pandemik.
"Termasuk uji obat dan uji vaksin yang berdampak pada kebijakan publik dan menggunakan dana publik," sambungnya.
Oleh karena itu, Pandu mengajak kepada semua pihak baik pemerintah maupun masyarakat untuk saling menjaga kepercayaan dan merawatnya bersama-sama agar pandemik Covid-19 dapat segera dikendalikan.
"Prinsip tersebut bila dijalankan secara konsisten dan sabar. Wabah bisa diatasi bila sistem kesehatan publiknya berfungsi. Butuh kepemimpinan yang berpihak kepada publik dan menerapkan sains yang akan berhasil," pungkas Pandu.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.