Anggota Komisi IX Fraksi dari PDI Perjuangan, Rahmad Handoyo mengatakan, rotasi di jajaran eselon kementerian merupakan hal biasa dalam birokrasi Indonesia. Sehingga, dia meminta masalah itu tidak perlu dibesar-besarkan.
"Itu saya kira jangan dibesar-besarkan deh, karena itu suatu hal yang biasa di birokrasi. Jadi istilahnya, seseorang yang mau pensiun, pensiun pejabat itu kan 60 tahun, tapi kalau dihormati, kalau dirasa bagus dia bisa mengundurkan diri untuk diangkat menjadi pejabat fungsional ahli utama," ujar Rahmad kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (17/7).
Dia menerangkan banyak pejabat eselon I yang meneruskan kariernya menjadi ahli utama. Ahli utama di Kementerian Kesehatan, kata Rahmad, setara dengan profesor yang kajiannya bisa dijadikan acuan pemerintah.
Rahmad menambahkan, Terawan bukan ditinggal atau mendepak orang yang berbeda pandangan dengannya. Melainkan para pejabat eselon I tersebut telah dihadapkan dengan masa pensiun.
"Jadi, saya menyayangkan orang-orang yang menggoreng itu. Di saat pandemik ini masih saja memiliki pemikiran yang negatif. Seolah-olah Terawan ditinggal, ya itu hal biasa sekali sangat biasa lumrah. Saya waktu di Komisi IV sebelum ini pertanian kelautan direktur-direktur ini sendiri lebih baik jadi ahli utama. Ingat, ahli utama. Kebetulan saja dokter-dokter itu kan punya ahli fungsional," tuturnya.
"Saya justru kritik kepada orang yang mempersoalkan itu. Saya kritik keras," tegas Rahmad menambahkan.
Disinggung mengenai banyaknya pejabat eselon di Kemenkes lahir dari IDI yang notabene pernah bertentangan dengan Terawan, lantaran sempat didepak dari IDI beberapa waktu lalu akibat dari kebijakan pengobatan yang dimilikinya, Rahmad Handoyo berpendapat lain.
Di menagaskan antara Terawan dengan anak buahnya tidak memiliki konflik internal maupun personal.
"Enggak lah kalau soal itu, dokter itu IDI semua. Ya boleh-boleh saja orang mengarahkan ke situ cuman harus disayangkanlah, kasian rakyat. Kalau yang lain saya berani keras, kalau ini saya keras jautru yang mengkritik itu, kasian rakyat dong," bebernya.
"Saya sebagai mitra biasa-biasa saja kok. Mereka kompak-kompak saja kok," tutup Rahmad menambahkan.
BERITA TERKAIT: