Pasalnya, pemerintah telah membangun sebuah sistem informasi yang terintegrasi bernama "Bersatu Lawan Covid-19" atau BLC.
Sistem ini, menurutnya, menjadi navigasi negara dalam memahami perkembangan Covid-19 yang sangat dinamis dari hari ke hari, dan untuk menentukan kebijakan zonasi tingkat penularan di tengah masyarakat.
"Dengan sistem ini juga kita bisa mengetahui berapa kabupaten, kota, provinsi yang berubah statusnya dari hijau menjadi kuning, dari hijau menjadi oranye, dari hijau menjadi merah. Atau sebaliknya dari merah menjadi oranye, dari merah menjadi kuning, dan dari merah menjadi hijau," urainya dalam dalam jumpa pers di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu (24/6).
Jokowi pun menyadari bahwa angka penularan virus corona masih mengalami lonjakan setiap harinya. Namun menurutnya, dari 442 kabupaten/kota di 34 provinsi yang terdampak, hanya 3 provinsi yang masih mengalami tambahan kasus positif yang tinggi.
Meski begitu, mantan walikota Solo ini meyakini bahwa Indonesia bisa menekan angka kasus positif corona. Yakni dengan cara mengembangkan sistem informasi terintegrasi BLC, yang digunakan sebagai instrumen penentu kebijakan oleh pemerintah.
"Dengan sistem informasi yang terintegrasi tadi kita memiliki data-data, dan setiap kebijakan-kebijakan yang kita lakukan selalu berdasarkan pada data sains. Selalu juga meminta saran kepada para scientis, para ahli ilmu pengetahuan," terangnya.
"Dan kita semakin optimis karena datanya semakin baik tetapi juga kita harus tetap waspada," demikian Joko Widodo.
BERITA TERKAIT: