Dyah Roro Esti Minta Pemerintah Sesuaikan Harga BBM Dengan Harga Minyak Dunia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/faisal-aristama-1'>FAISAL ARISTAMA</a>
LAPORAN: FAISAL ARISTAMA
  • Senin, 04 Mei 2020, 18:48 WIB
Dyah Roro Esti Minta Pemerintah Sesuaikan Harga BBM Dengan Harga Minyak Dunia
Dyah Roro Esti/Net
rmol news logo Seiring anjloknya harga minyak dunia ke level terendah, pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sedianya mencari formula untuk menyesuaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia.

Di tengah pandemik Covid-19 seperti saat ini, turunnya harga BBM dinilai sangat membantu masyarakat, terutama yang mereka yang terdampak.

Demikian disampaikan anggota Komisi VII DPR RI Fraksi Golkar Dyah Roro Esti dalam rapat kerja (Raker) antara Komisi VII dan Menteri ESDM Arifin Tasrif, Senin (4/5).

"Pertamax dan pertalite mekanisme pasar review 3 bulan, rakyat diuntungkan, minyak dunia turun akan meyesuaikan. Pelajari bersama dan sesuaiakan," ujar Dyah Roro Esti.

Politikus muda Partai Golkar ini menyatakan, pemerintah mesti mempebaiki mekanisme subsidi pada harga BBM untuk tiga sampai enam bulan di tengah anjloknya harga minyak mentah dunia yang masih terus melemah di bawah level 30 dolar Amerika Serikat (AS) per barel.

"Kita perlu perbaiki mekanisme subsidi 3-6 bulan seperti dulu dilakukan supaya tidak terjebak market ekonomi," demikian Dyah Esti.

Sementara itu, Menteri ESDM Arifin Tasrif menyatakan, pemerintah belum bisa menurunkan harga BBM di bulan ini, meskipun harga minyak mentah dunia di bawah level 30 dolar AS per barel.

"Pemerintah tetap mempertahankan kebijakan Jenis BBM Tertentu (JBT) atau BBM bersubsidi dan Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP)," kata Arifin Tasrif.

Hal ini lantaran pemerintah masih akan memantau kondisi harga minyak mentah dunia seiring stabilnya nilai tukar rupiah.

Kemudian, pemerintah juga masih harus memastikan dan menyesuaikan kesepakatan harga minyak dunia mengikuti negara-negara OPEC (organisasi negara-negara pengekspor minyak bumi) dan non-OPEC pada bulan ini.

"Pemerintah terus memantau perkembangan harga minyak mentah dunia yang masih belum stabil, yang memiliki volatilitas yang tinggi. Diperkirakan harga akan rebound ke level 40 dolar AS per barel di akhir tahun, waktu cukup lama makanya kami masih cermati perkembangan terutama di bulan Mei dan Juni," demikian Arifin Tasrif. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA