Namun sejumlah kalangan berpendapat Partai Demokrat harus dapat merekrut nama besar lainnya seperti mantan Panglima TNI Jenderal (purn) Gatot Nurmantyo untuk menjadi pesaing AHY di kongres. Saran itu diberikan agar kader mendapat alternatif pilihan.
Namun demikian, pengamat politik Ahmad Khoirul Umam berpikir sebaliknya. Menurutnya, merekrut nama besar untuk menduduki jabatan besar di saat waktu kongres yang sudah mendekat, justru akan kontraproduktif.
"Hal itu berpotensi memunculkan perdebatan karena nama baru umumnya belum atau tidak pernah ikut berjuang membesarkan nama dan memenangkan partai," ujar Direktur Paramadina Public Policy Institute (PPPI) itu kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (23/2).
Menurut Khoirul, jika tidak ikutan berkeringat lalu mendapatkan posisi strategis, justru kader di akar rumput akan mempertanyakan langkah kontroversial tersebut.
Selain itu, tampilnya pemimpin muda di internal partai justru berpotensi besar untuk meningkatkan political engagement dengan basis pemilih milenial. Pemilih ini akan terus mendominasi komposisi pemilih nasional hingga 2030.
"Patut dipahami juga, perilaku politik pemilih cenderung menghendaki yang baru, bukan stok lama yang justru tidak mendorong proses regenerasi," pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: