“Ya kalau di dua daerah itu menunjukkan ada dinasti politik. Itu dinasti politik, jelas itu dinasti politik. Enggak ada kata lain itu," tegas Jurubicara Front Pembela Islam (FPI) Munarman usai acara forum diskusi "Leadership Outlook 2020: Potret Kinerja Pemimpin Potensial" yang diselenggarakan KAHMI Institute di Hotel Double Tree, Pegangsaan, Jakarta Pusat, Selasa (31/12).
Majunya Gibran dan Bobby, kata Munarman, jelas merupakan upaya membangun dinasti politik. Walaupun Jokowi pernah membantah argumen tersebut dengan menyebut hak warga negara untuk ikut dalam kontestasi lima tahunan itu.
Munarman menambahkan, untuk di Kota Solo, PDI-Perjuangan sebenarnya sudah memiliki calon yang telah disiapkan. Namun, tiba-tiba Gibran memutuskan maju. Munarman menduga Gibran menggunakan kekuatan Jokowi agar diusung oleh PDIP.
"Kalau dia emang bukan dinasti politik maka enggak boleh dong bypass mekanisme parpol. Ini parpol juga bisa dikalahkan oleh
power bapak (Jokowi)," tuturnya.
"Ya kalau
power bapak, apalagi kalau bukan dinasti. Berarti kan bukan karena kemampuan, tapi karena kebapakan," tambahnya.
Munarman menegaskan FPI tidak akan ikut campur dalam perpolitikan yang menyuburkan dinasti politik. Pihaknya pun menyindir partai yang semula berseberangan dengan pemerintah, malah berencana merekomendasikan anak dan menantu Jokowi.
"Lalu mereka ikut mendukung. Ya kami tinggalin. Kami nggak ada urusan," singkatnya.