"Masih terjadi kesalahpahaman ataupun gesekan antara personel TNI-Polri di level perwira hingga prajurit," kata Koordinator Nasional Komite Pemuda dan Mahasiswa Cinta Tanah Air, Gideon dalam keterangannya, Kamis (27/6).
Komite Pemuda dan Mahasiswa Cinta Tanah Air menggelar jumpa pers di kawasan Jalan Proklamasi, Jakarta, Rabu kemarin. Mereka melayangkan catatan kritis guna diperhatikan dalam rangka menyikapi situasi dan kondisi stabilitas keamanan negara pasca Pemilu 2019.
Gideon mengatakan, kesolidan TNI dan Polri harus dimaksimalkan serta dikonsolidasikan kembali sampai pada level terbawah, "Tidak sebatas pada level pimpinan di Mabes TNI dan Polri saja," tuturnya.
Kemudian perlu ada pernyataan tegas dari pihak terkait seperti Kepala Staf Angkatan di TNI, Panglima TNI dan Kapolri bahwa situasi penegakan hukum yang terjadi saat ini terhadap beberapa purnawirawan TNI adalah penegakan hukum terhadap individu, tidak ada kaitannya dengan institusi TNI.
"Sehingga marwah TNI terkhusus TNI AD dan stabilitas dalam negeri di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi-JK tetap terjaga," ucap Gideon.
Pemerintah juga diharapkan dapat merangkul dan bertukar pikiran dengan sejumlah purnawirawan jenderal khususnya mantan Panglima TNI dan mantan KSAD yang dipandang masih memiliki pengaruh kuat di internal TNI. Sehingga dapat diselesaikan konflik berkepanjangan di dalam tubuh TNI, khususnya TNI AD, ataupun dengan institusi lainnya seperti antara TNI dan Polri.
"Beberapa purnawirawan TNI yang masih memiliki pengaruh tersebut diantaranya mantan KSAD Jenderal TNI (Purn) Pramono Edhie Wibowo, mantan KSAD Jenderal TNI (Purn) Mulyono dan mantan Panglima TNI di era pemerintahan Jokowi-JK, Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo," demikian Gideon.
BERITA TERKAIT: