Dengan kondisi ini, diyakini mampu teratasi dengan baik melalui peningkatan kesejahteraan sosial.
Hal itu disampaikan Direktur Wahid Foundation, Yenny Zannuba Wahid dalam dialog bertema Media dan Peran Membangun Toleransi Pasca Pemilu 2019 di Aula Griya Gus Dur, Sekretariat Wahid Foundation, Kamis (9/5).
"Orang punya sudut pandang berbeda, manusia tempatnya perbedaan, ini yang bagaimana perbedaan ini ketemu. Persoalan kemiskinan bisa diatasi, bukan hanya kemiskinan saja, tapi manusia unggul, makmur, dan sejahtera," tegas Yenny.
Menghadapi hal ini, Yenny kembali mengemban amanah di Wahid Foundation setelah cuti berkampanye dalam mendukung pasangan calon nomor urut 01 Joko Widodo-Maruf Amin untuk fokus dalam penekanan intoleransi.
"Netralitas lembaga Wahid Foundation harus dijaga, konsekuensinya semua personel yang memiliki aspirasi politiknya bisa dibedakan. Pilpres sudah selesai, bisa memimpin lagi (Wahid Foundation)," ungkap Yenny.
Selama Pilpres kemarin, Yenny mengamati banyak hal serta dinamika yang luar biasa. Salah satunya keterbelahan di tengah masyarakat. Dengan hal ini pihaknya akan berjuang meningkatkan rasa toleransi.
Selain itu, radikalisme ekstrimisme juga dinilai mencuat selama Pilpres seperti adanya berita bohong atau ujaran kebencian.
"Apalagi masih dijumpai ketimpangan ekonomi dan sosial di tengah masyarakat. Di sinilah perusahaan media sosial dan pers berperan besar dalam mengurangi intoleransi," ungkap Yenny.
Isu ini makin kencang ketika bersinggungan dengan isu keagamaan. Menurutnya, orang akan mudah terpapar menjadi radikal dan intoleran ketika materi-materi keagamaan juga berisi hal yang intoleran.
"Itu besar sekali faktornya untuk mengubah persepsi seseorang ketimbang persoalan ekonomi saja," lanjutnya.
Dengan kondisi terbelahnya masyarakat akibat perbedaan politik, anak kedua dari mantan presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini menekankan masyarakat untuk tetap menjaga persaudaraan.
"Meski berbeda politik, tidak perlu emosi terlalu berlebihan dan bisa mengoyak kebersamaan antarmasyarakat bersama," paparnya.
Selain itu, Yenny juga meminta untuk kedua pasangan calon presiden untuk saling merangkul guna meminimalisir intolerasi karena perbedaan pilihan politik.
"Jadi kami berharap setelah 22 Mei, yang menang harus merangkul yang kalah, dan yang kalah juga bersedia untuk dirangkul dan bersedia didengar aspirasinya," tandasnya.
BERITA TERKAIT: