Cak Anam menyebutkan kepentingan politik itu menunggangi Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama di Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo, Kota Banjar, Jawa Barat pada Rabu, 27 Februari 2019.
Pengamat politik, Adi Prayitno mengatakan apa yang diungkapkan Cak Anam adalag hal wajar. Pasalnya, posisi Rais Aam yang sakral dalam NU masih kosong sejak ditinggal Maruf Amin yang maju sebagai Cawapres mendampingi petahana Joko Widodo.
"Omongan Cak Anam ini mungkin sebagai salah satu bentuk kegelisahan karena Rais Aam ini sekarang nonaktif," ujar Adi kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (27/2).
Adi menilai memang sejak Kiai Maruf menjadi cawapres, maka suka tidak suka tarikan gerakan politik terhadap NU pada akhirnya tidak dapat dihindarkan.
Sehingga, menurutnya, ungkapan Cak Anam adalah bukti bahwa ada posisi kader NU yang tidak ingin NU bergerak politis dan keluar dari khittah awalnya yaitu gerakan sosial keagamaan.
"Di beberapa tempat NU, Ansor dan gerakan Islam yang terafiliasi dengan NU memang cukup terlihat pasang badan untuk pemenangan 01, ini yang sepertinya memang di kalangan internal NU agak sedikit mulai kurang happy," tutup Adi.
***