Dalam surat beredar tersebut, ada beberapa poin yang tertulis tentang NU. Pertama, Ahmad Dhani menyebut jika NU adalah Islam Nusantara.
"Saya bukan bagian dari ini," terang surat yang dibagikan sejumlah orang tersebut jelang persidangan.
Sedangkan pada poin kedua, surat tersebut menyebutkan bukan bagian dari pending Jokowi.
Dipoin ketiga, menyebutkan tentang bantahan Ahmad Dhani masuk dalam sebuah kelompok yang paling benar.
"
Obui osly not may kiada grup," sepenggal tulisan pada bait ketiga.
Sementara dalam point keempat, terdapat tulisan tentang 'mereka yang tidak belajar dari masa lalu' dan tertulis 'Apalagi ini, jelas bukan golong saya'.
Inti dari surat tersebut, Dhani mengaku bukan bagian dari NU yang ditulis dalam empat point tersebut.
"Saya NU pengikut Hardatussyekh Hasyim Asyari saya NU Gusdurian, 100 persen Islam saya Islamnya Gus Dur dari dulu hingga sekarang," penggal kalimat pernyataan Dhani dalam surat tersebut.
Diakhir surat itu, Ahmad Dhani menyebut jika Rutan Medaeng merupakan pondok pesantren bagi dirinya.
Surat itu dibenarkan oleh Jubir BPN Prabowo-Sandi Muhammad Irfan Yusuf. (Gus Irfan)
Gus Irfan mengatakan jika surat itu benar-benar ditulis oleh Dhani ketika berada di Medaeng. Menurutnya itu adalah ungkap hati Dhani saat menghadapi situasi ini.
"Suratnya memang dari Mas dhani sendiri sebagai ungkapan hatinya, perasaannya yang disampaikan supaya teman yang lain paham situasinya," kata pria yang akrab dipanggil Gus Irfan dikutip dari
Kantor Berita RMOLJatim, Selasa (19/2).
Gus Irfan juga mengungkapkan kedatangan di PN Surabaya adalah untuk memberikan dukungan terhadap Dhani, yang saat ini tengah menjalani persidangan.
"Sebagai sahabat teman sesama nahdliyin karena saat ini Mas dhani dalam situasi mendapatkan perlakuan ‘dizalimi’ karena itu kami wajib mendukung mas Dhani," ujar Gus Irfan yang juga cucu pendiri NU KH Hasyim Asyari.
Terkait kasus yang dialami oleh Dhani, Gus Irfan meminta agar semuanya diperlakukan adil dan sama. Terlebih kepada kelompok yang melakukan hal sama kepada Dhani.
"Dia tidak bisa berkomentar karena relatif sangat ketat dengan teman-teman lainnya. Bagi kami apa yang dialami Mas Dhani ya mungkin sah saja namun sebaiknya perlakuan yang sama diberikan kepada kelompok lain yang melakukan hal yang sama. Tidak hanya kelompoknya Mas Dhani saja yang diberikan perlakuan seperti ini itu harapan kita," tandas Gus Irfan.
[jto]