Begitu dikatakan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Sugiono, saat pembukaan acara pidato kebangsaan Prabowo Subianto, di Grand Ballroom Hotel Po, Semarang, Jawa Tengah, sesaat lalu.
"Sistem ini memerlukan energi, nutrisi dan intervensi untuk bekerja baik. Demikian juga negara. Agar negara berjalan baik, harus ada ada ekonomi yang baik, sistem politik, pengambil keputusan juga pemimpin yang bertanggung jawab, jujur, berintegritas agar tubuh itu bisa berfungsi dengan baik," tutur Sugiono.
Katanya, negara bisa berfungsi dengan baik jika dikelola pemimpin dan lapisan pemimpin yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan "tubuh" itu.
"Harus ada tanggung jawab, keteraturan dan keseimbangan. Keberpihakan bila salah satu bagian tubuh tersebut lemah atau rusak," jelasnya.
Karena itulah, dalam kesempatan pidato kebangsaan Prabowo sore ini, akan dipaparkan apa yang dibutuhkan oleh negara agar bisa berfungsi dengan baik.
Dalam pidatonya, juga dijelaskan tiga hal yang mesti dicapai agar negara kuat. Yaitu swasembada energi, swasembada pangan dan swasembada air.
"Hari ini 1,3 juta barel bahan bakar kita impor. Jumlah itu memberi beban besar keuangan negara. Belum lagi dampak lingkungan. Karena itu kita ingin wujudkan swasembada energi dan energi terbarukan agar kita bisa bertumpu pada kekayaan alam kita sendiri," lanjut Sugiono.
Tentang swasembada pangan, ia tekankan bahwa pangan adalah hal strategis bagi kelangsungan hidup sebuah peradaban. Contoh sederhana, tak mungkin ada rumah tangga yang menggantungkan makannya kepada tetangga apalagi tetangga yang jauh rumahnya.
"Begitu juga dengan negara. Bila ingin negara kita terus berlangsung, kuat dan berdaulat maka tidak ada pilihan lain kita harus bisa penuhi kebutuhan makan kita sendiri," tegasnya.
Ironisnya, lanjut dia, banyak di antara elite pemerintah yang tidak memandang pangan sebagai bidang strategis. Pangan hanya dipandang sebagai komoditas jual beli yang menguntungkan. Lebih parahnya, yang diuntungkan hanyalah sekelompok elite.
"Selain menciptaan kedaulatan di bidang pangan, kita juga ingin meningkatkan taraf hidup petani kita. Memberikan insentif yang ujungnya kesejahteraan meningkat," ucapnya
Terkait swasembada air, Sugiono menungkap prediksi PBB bahwa sepertiga penduduk dunia mengalami kekurangan air bersih pada 2025-2030.
"Hal ini sudah dirasakan di negara kita. Para ahli menyatakan sebagian kota di Indonesia alami penurunan air tanah lebih banyak di musim kemarau. Masalah air dan akses ke air adalah persoalan yang harus benar-benar dicarikan solusinya," tutur Sugiono.
[ald]
BERITA TERKAIT: