Dipo Alam bercerita, dalam acara itu orasi politik Hariman Siregar menarik untuk disimak. Kata Dipo, Hariman mengangkat refleksi Malari 1974 pada impian cita-cita demokrasi untuk rakyat setelah reformasi.
"Kini demokrasi telah terkontaminasi oleh politik transaksional, ada kepentingan uang, pengabdian pada kekuasaan, menjadikan masyarakat terbagi-bagi," kata Dipo menirukan orasi Hariman Siregar, sesaat lalu (Rabu, 16/1).
Selain itu, kata Dipo, Hariman juga sentuh ketimpangan ekonomi berkelindan dengan pengabdi kekuasaan dikawal oknum aparat.
"Pemimpin dengan politik populisnya plus para demagognya saling bingar 'hoax-haox' yang semu arti buat rakyat," tambah Dipo yang masih mengutip orasi Hariman.
Kemudian, lanjut Dipo, Hariman juga kemukakan politisi populis dengan para demagognya menyanjung pembangunan jalan tol.
Dalam orasinya, sambung Dipo, Hariman juga khawatir atas kondisi perekonomian bangsa.
"Dia juga singgu mengenai meningkatnya utang, defisit neraca perdagangan yang besar, serta pertumbuhan ekonomi yang tidak mengimbanginya," tutup Dipo.
[jto]