Sudah jatuh ketimpa tangga, pepatah ini rasanya tepat untuk menggambarkan kondisi ratusan buruh yang tergabung dalam Serikat Pekerja Awak Mobil Tangki (SP-AMT) Pertamina. Upah mereka sudah berbulan-bulan tidak dibayarkan.
"Yang paling parah sampai menimbulkan anak-anak putus sekolah karena masa depan mereka sudah benar-benar ditiadakan oleh PHK ilegal," ujar Heri, seorang pendemo saat ditemui di Taman Pandang, tepat di seberang Istana Negara, Jakarta, Selasa (15/1).
Kehadiran anak istri di tengah aksi sudah jadi pemandangan lumrah. Beberapa anggota keluarga buruh itu memilih tiduran meski hanya beratapkan terpal seadanya.
Sedangkan anak-anak mereka tampak asyik bermain.
"Anak-anak kecil yang harusnya masuk TK dan belajar di SD itu yang menurut saya paling parah korbannya itu masa depan mereka ditiadakan," ucap Heri.
[wid]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: