"Tepat pukul 11.00 tadi kami diminta menyiapkan perwakilan sebanyak sembilan orang. Dari depot Plumpang tiga orang, Lampung, Tegal, Padalarang, Ujung Berung, Tasikmalaya dan Makassar," ujar Jurubicara AMT, Ariwiyono melalui pesan singkat yang diterima redaksi, sesaat lalu (Selasa, 15/1).
Sementara ratusan anggota AMT lainnya melakukan doa bersama di tenda, yang berdiri tepat seberang Istana.
"Jam 11.35 baru kami dipersilakan masuk," lanjut Aris.
Ia melihat yang sudah hadir di sana antara lain dari Deputi Hubungan Antarlembaga Sekretaris Negara, humas Pertamina, humas Pertamina Patra Niaga, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Suku Dinas Tenaga Kerja Jakarta Utara, serta Kapolres Jakarta Pusat.
"Kami berharap penuh di pertemuan ini ada kejelasan, ada kepastian hukum terhadap 1.095 awak mobil tangki PHK ilegal 20 bulan yang lalu," pintanya.
Namun yang ada justru kekecewaan. Menurut Aris, pertemuan itu sebatas tahap obrolan biasa bukan penyelesaian sebagaimana tuntutan AMT.
"Walaupun deputi hublem akan mengagendakan kembali pertemuan lanjutan mingu depan, tetap kami tidak merasa puas sebagai rakyat dan buruh di lingkungan kerja plat merah Pertamina," tegas Aris.
Maka dari itu pihaknya bersepakat untuk pulang ke posko juang Serikat Pekerja AMT Plumpang dengan cara
long march dan menyalakan obor.
"Sesuai kesepakatan awal bersama seandainya tetap tidak ada kejelasan hukum kami akan mengelilingi depo TBBM Plumpang dengan 1.095 obor kita nyalakan," ujarnya.
Aris menekankan ini sudah batas akhir kesabaran AMT.
[wid]
BERITA TERKAIT: