Hal tersebut dipicu dengan kicauan Andi Arief di Twitter yang meminta agar pihak berwenang mengklarifikasi kabar pengiriman 7 kontainer surat suara yang sudah dicoblos di Pelabuhan Tanjung Priok. Kabar ini meresahkan karena sudah beredar luas di grup
WhatsApp.
Hasto menyebut kicauan Andi sebagai bentuk provokasi dan cermin jiwa yang kerdi.
“Mental prejudice dan sangat berbahaya. Pernyataan jalanan tanpa dasar tersebut sudah memenuhi delik hukum untuk dipersoalkan,†ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu (3/1).
Andi Arief membalas. Melalui kicauan di akun @AndiArief_, dia menyebut Hasto buta huruf. Sebab, Hasto tidak mampu membaca dengan baik kicauannya tersebut.
"Hasto Sekjen PDIP buta huruf. Suruh baca tuit saya dengan jelas. Saya mengimbau supaya dicek. Karena isu itu sudah dari sore muncul. Bahkan Ketua KPU sendiri mengakui dia mendapat kabar dari sore. KPU bergerak setelah imbauan saya," sindir Andi.
Ledek-meledek tidak selesai sampai di situ. Hasto kembali menanggapi pernyataan Andi. Kali ini dia menyindir mengenai Andi tentang kicauan yang hilang.
â€Iya memang betul, saya buta betul. Saya baca ini mana nggak ada lagi tulisannya, saya buta betul," katanya sembari tertawa saat ditemui di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (3/1).
Hasto juga membandingkan sikap Andi tersebut dengan aksi penculikan aktivis pada masa orde baru lalu.
"Kalau di zaman orde baru itu banyak aktivis hilang, sekarang tiba-tiba cuitan hilang," sambungnya.
[ian]
BERITA TERKAIT: