Politik Kita Dirasuki Diksi 'Anak Jalanan'

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sukardjito-1'>SUKARDJITO</a>
LAPORAN: SUKARDJITO
  • Selasa, 13 November 2018, 06:24 WIB
Politik Kita Dirasuki Diksi 'Anak Jalanan'
Ilustrasi/Net
rmol news logo Mendekati momentum Pilpres 2019, panggung politik Indonesia tampak dipenuhi dengan ujaran kebencian dan kata kotor.

"Elite politik Indonesia, seakan-akan telah menjadi corong sarkasme. Di ujung bibir elite Indonesia telah dipenuhi dengan cacian dan makian terhadap perbedaan sikap politik lawan," kata politisi Partai Bulan Bintang, Ahmad Yani dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Selasa (13/11).

Menurut Ahmad Yani, saling lempar kata-kata yang tidak mendidik telah menjadi fenomena yang paling memalukan dalam arena politik Indonesia. Ia menilai, ini merupakan capaian yang terburuk sepanjang demokrasi Indonesia, bahkan sepanjang kemerdekaan Indonesia.

"Yang tua, maupun yang muda, tidak mampu memberikan edukasi kepada rakyat. Yang penting hasratnya mencaci-maki kepada lawan politik tersalurkan," tambah Ahmad Yani.

"Elit politik gagal mengedukasi dirinya, apalagi mengedukasi rakyat. Hingga akhirnya seakan-akan kalau kita memasuki ranah politik, kita memasuki arena adu mulut. Politik kita telah dirasuki oleh diksi "anak jalanan". Masuk lewat pemilu dan keluar lewat pintu istana. Jadilah politik seperti area para 'gelandangan' dan negara corongnya sarkatisme," demikian Ahmad Yani. [jto]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA