"Ketua Umum memang mengakui ada pertemuan tersebut. Bila secara spesifik membicarakan hal tersebut, saya kira jadi pertanyaan dan jangan terburu-buru menyimpulkan," ujar Agung kepada
Kantor Berita Politik RMOL, usai menghadiri silaturahmi sesepuh dan tokoh Golkar di Ritz Calton, Sabtu malam (20/10).
Menurut Agung, Airlangga tidak melihat pertemuan itu sebagai bagian dari pengkondisian pelaksanaan proyek. Melainkan kapasitasnya sebagai Ketua Umum Partai Golkar yang menerima kunjungan kader, walaupun disitu ada pengusaha Johannes Kotjo. Agung menjelaskan dirinya juga pernah ke rumah Airlangga dengan membawa teman.
Bagi Agung hal itu adalah lumrah. Ketum memiliki kewenangan untuk menerima kader. Jika Airlangga tidak menerima kunjugan kader, sambung Agung, justru hal tersebut menjadi tanda tanya.
"Tapi intinya apa yang dibicarakanya kita tak bisa menyimpulkan (untuk membahas proyek). Tidak bisa mengarang-ngarang. Apalagi Airlangga dibilang ikut ambil bagian dari proyek itu, saya kita tidak," tegasnya.
Saat bersaksi dalam sidang perkara dugaan suap proyek PLTU Riau-1 dengan terdakwa pemegang saham Blackgold Natural Resources Limited Johannes Kotjo di Pengadilan Tipikor Jakarta, Eni Saragih mengatakan dalam pertemuan di kediaman Airlangga itu dibahas mengenai sejumlah proyek. Selain rencana Kotjo ingin menggarap proyek PLTU Tanjung Jati dan PLTU Riau-2, dibahas juga mengenai proyek PLTU Riau-1.
Eni pun mengaku pernah memberitahukan Airlangga Hartarto mengenai proyek PLTU Tanjung Jati dan proyek lain yang dapat menguntungkan partainya. Selain Airlangga, Eni mengaku menyampaikan mengenai proyek-proyek menguntungkan ini kepada Idrus Marham yang sempat menjabat sebagai Plt Ketua Umum Golkar menggantikan Setya Novanto yang terjerat kasus korupsi e-KTP.
[nes]
BERITA TERKAIT: