Jurnalisme Asia Sentinel Wariskan Banyak Tuduhan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sukardjito-1'>SUKARDJITO</a>
LAPORAN: SUKARDJITO
  • Kamis, 20 September 2018, 07:26 WIB
Jurnalisme Asia Sentinel Wariskan Banyak Tuduhan
Asia Sentinel/Net
rmol news logo . Media Hongkong, Asia Sentinel, mengakui kesalahan dan meminta maaf atas penayangan berita berjudul  "Indonesia’s SBY Government: Vast Criminal Conspiracy", atau "Pemerintahan SBY: Konspirasi Kriminal Terbesar".

"Kami secara tidak adil mewariskan banyak tuduhan terkait dengan gugatan yang sedang berlangsung mengenai dampak dari Bank Century. Kami mengakui bahwa kami tidak mencari komentar yang adil dari orang-orang yang disebutkan dalam artikel itu dan bahwa artikel itu hanya satu sisi dan melanggar praktik jurnalistik yang adil," demikian pernyataan Asia Sentinel dalam artikel berjudul "Apology to President Yudhoyono and the Democrat Party of Indonesia," yang dimuat portal tersebut Rabu (19/9).

Dalam pernyataannya Asia Sentinel mafhum berita tersebut membuat SBY meradang. Mereka juga mengakui berita telah dihapus dari laman webnya.

Artikel berbahasa Inggris itu (belakangan linknya hilang) segera menjadi kontroversi di Indonesia. Tak ketinggalan berita tersebut jadi rujukan pemberitaan media-media di tanah air.

Kantor Berita Politik RMOL pun mengutip artikel Asia Sentinel ini. Menurut Asia Sentinel, informasi yang disajikan termaktub dalam laporan hasil investigasi bersama setebal 488 halaman yang disusun sebagai gugatan Weston Capital International, ke Mahkamah Agung Mauritius pada pekan lalu.

Menurut Asia Sentinel, berita dibuat berdasarkan analisis forensik yang dikenal sebagai bukti, dan dikompilasi oleh satuan tugas penyidik dan pengacara di Indonesia, London, Thailand, Singapura, Jepang, dan sejumlah negara lain.

Terkait hal tersebut, Redaksi Kantor Berita Politik RMOL memohon maaf karena telah mengutip artikel Media Asing Asia Sentinel.

Pada laporan investigasi itu, Asia Sentinel mengaku dilengkapi 80 halaman afidavit alias keterangan di bawah sumpah, yang menyeret keterlibatan sejumlah lembaga keuangan internasional termasuk Nomura, Standard Chartered Bank, dan United Overseas Bank (UOB) Singapura. [jto]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA