Menurut dia, nama "Koalisi Indonesia Adil dan Makmur" sangat tidak milenial alias terlalu jadul.
"Nama Koalisi Adil dan Makmur jadul banget. Nama koalisi Prabowo-Sandi, Koalisi Adil dan Makmur, sangat zaman dulu (jadul). Terdengar seperti zaman penataran P4 pada masa orde baru," ujarnya, dalam keterangan pers yang diterima
Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (19/9).
Raja Juli menilai, nama tersebut terlalu abstrak. Dia memprediksi nama tersebut bakalan sulit diterima oleh para pemilih berusia muda alias kaum milenial.
"Saya prediksi nama koalisi itu sulit diterima milenial karena terlalu abstrak. Tidak kongkret. Apa itu adil? Adil buat siapa? Makmur buat Prabowo dan Sandi sebagai orang kaya?" ketusnya Sekjen PSI ini.
Sebaliknya, lanjut Raja Juli, koalisi Jokowi-Ma’ruf yang bernama Koalisi Indonesia Kerja (KIK) justru mudah diterima anak muda, karena menurutnya nama tersebut gampang dipahami dan kongkret.
"Politik Pak Jokowi adalah politik kerja, berkeringat dan berpeluh-peluh ikhlas mengabdi kepada rakyat," pungkasnya.
[lov]
BERITA TERKAIT: