Ini lantaran Kiai Ma’ruf merupakan bakal calon wakil presiden pendamping Joko Widodo yang menjabat sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Selain itu, Kiai Ma’ruf juga menjabat Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), yang merupakan organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam terbesar di Indonesia.
“Sebagai ulama sekaligus cawapres posisi Kiai Ma'ruf akan dipantau sejarah,†tutur pengamat politik dari Universitas Paramadina Handri Satrio dalam akun Twitter
@satriohendri, Selasa (18/9).
Integritas Kiai Maruf sebagai ulama yang berlaga di pilpres jadi sorotan utama publik. Kiai Ma’ruf memang berhak meminta umat Islam untuk memilih dirinya dalam kontestasi tersebut. Tapi di satu sisi, dia juga punya tugas dan peran utama sebagai penjaga umat agar tidak terpecah belah.
“Sebagai ulama, beliau juga wajib menjaga agar umat tidak terbelah! Semoga Kiai Ma'ruf tepat memilih pesan komunikasi,†tukas pendiri lembaga survei, Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI).
[ian]
BERITA TERKAIT: