Utamanya tentang penuntasan kasus-kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat.
Juru Bicara TKN Irma Suryani Chaniago justru balik bertanya soal siapa yang paling bertanggung jawab atas kasus-kasus tersebut.
Dia seakan menyinggung kasus penculikan aktivis di tahun 1998 yang diduga dilakukan Prabowo Subianto saat masih menjabat panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad).
"Siapa yang melakukan pelanggaran itu. Apakah ketika penculikan itu sampai sekarang belum terbukti, apakah kita mau bongkar-bongkar benar," katanya dalam diskusi 'Mengintip Visi Misi Capres dan Cawapres' di Resto Bumbu Desa, Cikini, Jakarta, Jumat (14/9).
Menurut Irma, dirinya juga ikut unjuk rasa mahasiswa menentang rezim Orde baru di tahun 1998 lalu. Ketika itu, Irma bahkan mengaku sempat melakukan aksi demo untuk meminta salah satu rekan Ferry Juliantono yang sempat ditahan. Ferry sendiri merupakan salah satu wakil ketum Partai Gerindra yang dipimpin Prabowo.
"Kami turun ke jalan waktu Ferry ditahan. Saya sama Ferry itu sahabatan, kami sama-sama turun ke jalan. Saya bilang sama Ferry anda tidak konsisten, habis ditahan, keluar tahanan, terus masuk ke Demokrat, keluar dari Demokrat. Demokrat nyungsep pindah lagi ke Gerindra," paparnya.
Maka itu, Irma menekankan jangan sampai semangat dalam mengungkap kasus-kasus pelanggaran HAM berat justru malah seakan membuka aib sendiri.
"Tidak usah bicara itu, nanti malah mukul muka sendiri kalau bicara soal HAM. Saya tidak ingin kita bicara begitu, saya ingin kita bicara konstruktif. Saya menghormati teman-teman saya yang sudah di Gerindra," pungkas politisi Partai Nasdem tersebut.
[wah]
BERITA TERKAIT: