"Dalam Pilkada Solo 2005 dan 2010, Pilkada DKI Jakarta 2012, serta Pilpres 2014 juga sama. Arahan Pak Jokowi kita berkampanye dengan santun. Dan kita buktikan, santun dan bermartabat," kata Ketua Umum Taruna Merah Putih, Maruarar Sirait.
Hal ini disampaikan Maruarar, sebagai wakil dari tim Jokowi-KH Maruf Amin, dalam diskusi Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) di Graha Oikumene, Jalan Salemba, Jakarta Pusat pekan lalu (Minggu, 20/8). Sementara itu datang mewakili tim Prabowo-Sandi, Martin Hutabarat.
Maruarar menjelaskan bahwa untuk memilih pemimpin adalah dengan cara melihat rekam jejak, hingga lima atau bahkan 10 tahun ke belakang. Dengan demikian tidak semata-mata hanya mendengarkan komitmen ke depan.
"Jangan mudah percaya. Tapi kalau
track record sudah jelas baik dan komitmen, lalu percaya, kasih kepercayaan penuh. Nah kita lihat, Jokowi sangat komitmen dengan nilai-nilai Pancasila dan menjadikan Pancasila benar-benar sebagai sumber, falsafah, dan kompas kinerja," tegas Maruarar, yang dikenal sangat dekat dengan Jokowi.
Terkait dengan Jokowi yang memilih Ma'ruf Amin, kata Maruarar, itu adalah wujud persatuan Indonesia. Itu juga merupakan wujud nyata bahwa Jokowi benar-benar menghormati ulama.
Maruarar juga mengajak semua pihak untuk tidak lagi menggunakan hoax dan ujaran kebencian sebagai cara mempropagandakan kemenangan. Maka dia memaknai kemerdekaan zaman now, sebagai merdeka dari hoax dan ujaran kebencian.
"Menang itu penting. Tapi benar juga jauh lebih penting. Menangkan lah kompetisi Pilpres dengan cara benar," tegas Maruarar.
Sekretaris Umum PGI, Gomar Gultom, mengatakan bahwa memilih dalam Pilpres bukan semata hak, melainkan tanggung jawab. Sehingga ia mengajak semua jemaat untuk tidak golput, melainkan memilih pemimpin yang paling mendekati kriteria ideal.
"Kita tidak akan mengarahkan mendukung si A atau si B. Paling kita sampaikan kriteria-kriteria yang ideal saja," demikian Gomar.
[jto]
BERITA TERKAIT: