Namun, Sekretaris Departemen Dalam Negeri DPP Partai Demokrat Abdullah Rasyid memandang sikap Andi Arief tersebut hal yang positif, karena mencegah terjadinya politik uang dalam koalisi Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
"Jadi kami tegaskan bahwa sikap
@AndiArief__ adalah murni karna ingin mencegah politik kita dikotori oleh politik uang yang sangat berbahaya dan dapat mengancam demokrasi yang sedang tumbuh," tulis Abdullah Rasyid di akun Twitternya
@RasyidDemokrat, Rabu (15/8).
Rasyid menekankan, koalisi Demokrat dan Gerindra ini dibangun berdasarkan mutual respect dan trust demi kepentingan rakyat dan bangsa Indonesia, memperhatikan aspirasi rakyat, bukan koalisi yang bersandar pada materi.
"Tetapi koalisi ini terancam dikhianati ketika ada mitra yang memutuskan secara sepihak arah dan tujuannya," tulis Rasyid.
Rasyid membeberkan terpilihnya Sandiaga Uno sebagai cawapres Prabowo dalam rapat yang dihadiri beberapa elite parpol koalisi, tak lain karena kebutuhan logistik.
Bermula dari pertemuan utusdan Demokrat, Hinca Pandjaitan untuk bertemu dengan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon yang kemudian memunculkan nama Sandiaga Uno untuk mendampingi Prabowo.
Hasil pertemuan tersebut kemudian dilaporkan kepada Susilo Bambang Yudhoyono yang juga dihadiri puluhan pimpinan Demokrat.
"Dilaporkan dalam pertemuan para utusan tersebut, alasan memilih
@sandiuno adalah soal logistik. Hal ini tentu didengar dan mnimbulkan reaksi dr para peserta rapat tsb. Jadi apa yg dilakukan
@AndiArief__ adalah reaksi bukan kabar palsu tanpa data (banyak saksi)," kicaunya.
[fiq]
BERITA TERKAIT: