Hal tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi usai menghadiri WPF ke-7 di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (14/8).
"Saya kira forum ini bagus sekali mengumpulkan semua tokoh-tokoh, tidak hanya tokoh agama tetapi juga society untuk berbicara mengenai masalah middle path. Dan kalau bahasa Islamnya adalah wasatiyah," jelasnya.
Menurut Retno, upaya tersebut bukan kali pertama dilakukan. Di Istana Bogor pada Mei lalu yang juga dihadiri oleh tokoh-tokoh Islam dari berbagai mazhab.
"Ini yang diorganisir oleh Centre for Dialogue and Cooperation among Civilizations (CDCC) dan juga dari the Cheng Ho Multi-Cultural and Education Trust of Malaysia. Dan juga posisi Pak Din (Syamsuddin) sebagai spesial utusan presiden," ujarnya.
Di sisi lain, Retno menilai, Indonesia secara konsisten terus mengirimkan pesan moral mengenai masalah wasatiyah. Di mana, mengarusutamakan middle path approach tidaklah mudah.
"Perlu komitmen yang tinggi perlu determinasi yang tinggi dan beberapa hal yang saya soroti. Setidaknya ada tiga hal yang saya soroti bagaimana middle part approach ini dapat diimplementasikan. Pertama adalah bahwa middle part approach ini dapat dipahami di dalam masyarakat yang terbuka dan toleran," paparnya.
Kemudian yang kedua pendekatan jalan tengah harus diterjemahkan di dalam program-program seperti halnya masalah ekonomi dan kesejahteraan yang mendukung akan memperlancar implementasi jalan tengah tersebut.
"Kesejahteraan semua orang itu akan mendukung pengarusutamaan pendekatan jalan tengah, dan yang ketiga tentunya harus ada keadilan. Terakhir, saya sampaikan bahwa jangan lupa dengan peran keluarga dan peran perempuan di dalam mengarusutamakan nilai-nilai wasatiyah Islam," demikian Retno.
[wah]
BERITA TERKAIT: