Pengamat politik Ujang Komarudin mengatakan, dukungan Ahok untuk Jokowi-Ma'ruf bukanlah menjadi bumerang bagi elektabilitas pasangan tersebut. Pasalnya, sosok Jokowi diyakini mempersatukan Ahok dan para pendukung dengan Kiai Ma'ruf yang dulu pernah mengeluarkan fatwa penista agama terkait kasus Surat Al-Maidah 51.
"Ahok dan Ahoker bisa saja memilih Jokowi-Ma'ruf karena faktor Jokowi lah, Ahok mendukung Jokowi-Ma'ruf. Jokowi ingin menyatukan para Ahoker dengan kekuatan NU dan itu wajar," jelasnya saat kepada redaksi, Senin (13/8).
Ditekankan Ujang, barisan Ahoker yang mayoritas non muslim bakal terus mendukung Jokowi, sebagaimana mereka mendukung Ahok pada Pilkada DKI 2017 lalu.
"Non muslim tak akan golput, akan solid mendukung Jokowi-Ma'ruf. Bagi mereka memenangkan Jokowi-Ma'ruf adalah keniscayaan, dan itu sangat wajar. Dalam demokrasi, setiap warga negara memiliki hak yang sama dalam memilih capres dan cawapresnya," paparnya.
Begitu juga bagi Umat Islam. Mereka diyakini tak akan menjauh dari barisan pendukung jika Kiai Ma'ruf mengakomodir Ahok.
"Umat Islam dalam setiap pemilu sudah biasa berbeda pendapat, dan perbedaan pendapat dan pilihan adalah sunatullah. Bagi pemilih muslim akan terbagi ke dua kubu, bisa saja yang berlatar belakang NU ke Jokowi-Ma'ruf dan umat Islam dalam barisan yang lain ke Prabowo-Sandi," bebernya.
Namun demikian, Ujang tidak menampik ada kelompok muslim yang sedari awal anti terhadap Ahok akan semakin menjauh dari barisan pendukung Kiai Ma'ruf.
"Kelompok anti Ahok kebanyakan tidak segaris dengan Kiai Ma'ruf. Sudah berjarak dan akan selalu berjarak jika Ma'ruf mengakomodir Ahok," pungkas Ujang yang juga direktur eksekutif Indonesia Political Review (IPR).
[wah]
BERITA TERKAIT: