"Penanganan masih terkandala terutama masalah logistik di banyak tempat khususnya di Lombok Utara," kata Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Sutpo Purwo Nugroho di Graha BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Senin (6/8).
Selain itu, rusaknya infrastruktur seperti jalan dan jembatan ditambah sulitnya menjangkau desa-desa yang berada di dataran gunung di wilayah Lombok Utara, membuat distribusi logistik mengalami kesulitan.
"Beberapa daerah masih terisolir, kususnya yang berada di gunung-gunung," jelas Sutopo.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa gempa 7 skala richter (SR) Nusa Tenggara Barat (NTB) adalah gempa utama atau main shock dari rangkaian gempa sebelumnya.
"Artinya kecil kemungkinan akan terjadi gempa susulan dengan kekuatan yang lebih besar," terang Sutopo.
Hingga Senin dinihari (6/8) pukul 02.30 WIB, tercatat 82 orang meninggal dunia akibat gempa, ratusan orang luka-luka dan ribuan rumah mengalami kerusakan dan ribuan warga mengungsi.
Daerah yang terparah adalah Kabupaten Lombok Utara, Lombok Timur dan Kota Mataram. Berdasarkan laporan dari BPBD Provinsi NTB, dari 82 orang meninggal dunia, korban berasal dari Kabupaten Lombok Utara 65 orang, Lombok Barat 9 orang, Lombok Tengah 2 orang, Kota Mataram 4 orang, dan Lombok Timur 2 orang.
Sutopo menjelaskan, Tim SAR gabungan masih terus melakukan evakuasi dan penyisiran. Kondisi malam hari dan sebagian komunikasi yang mati menyebabkan kendala di lapangan.
"Diperkirakan korban terus bertambah. Jumlah kerusakan bangunan masih dilakukan pendataan," ujarnya.
[fiq]
BERITA TERKAIT: