Khususnya, bagaimana pengaruh teknologi itu kepada perkembangan perekonomian dunia dan konstelasi politik lainnya.
"Akhir-akhir ini perkembangan geopolitik global berubah dengan begitu cepat. Perlu disikapi bagaimana pengaruh teknologi kepada perkembangan ekonomi dunia," kata Menko Luhut dua hari lalu, dalam acara Apel Danrem dan Dandim Terpusat tahun 2017, di Bandung..
Luhut lalu mencontohkan bahwa hubungan negara Timur Tengah dengan negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Rusia, dan China beberapa waktu lalu bisa dikatakan sangat baik. Namun, hubungan negara-negara tersebut tidak lagi terlalu relevan seiring perkembangan teknologi yang begitu cepat.
Purnawirawan Jenderal TNI itu meminta para perwira TNI AD peserta apel mampu mencermati serta menyikapi perkembangan geopolitik global semacam itu.
“Kita tidak boleh menjadi market dari teknologi tinggi yang sekarang sedang berkembang atau market dari produk-produk teknologi tinggi," ujarnya, seperti diberitakan Biro Informasi dan Hukum Kemenko Maritim.
Luhut kemudian menceritakan tentang penemuan teknologi shale gas oleh Amerika Serikat, yang mengubah peta eskpor-impor minyak dunia. AS saat ini telah berubah dari net-importir minyak menjadi eksportir. Hal ini membuat harga minyak dunia merosot tajam dari US$ 112,70 di tahun 2012 menjadi hanya US$ 47 pada tahun 2016, juga berdampak pada melemahnya daya tawar OPEC.
"Nah, turunnya harga minyak dunia ini juga dapat menggerus cadangan devisa negara Timur Tengah seperti Arab Saudi,†paparnya.
Bagi Luhut, situasi geopolitik seperti itu wajib untuk dipahami setiap perwira TNI.
"Anda sebagai perwira harus mencermati situasi geopolitik global. Harus yakin ekonomi Indonesia akan membaik," pungkasnya.
[ald]