Artinya, tiap sila dari dasar dan ideologi negara itu terasa dalam keseharian masyarakat Jakarta.
Demikian dia sampaikan ketika berpidato di pelataran Balaikota, Jakarta Pusat, beberapa saat lalu (Senin malam, 16/10). Ia berpidato di depan ribuan pendukungnya yang menyambut ia setelah pelantikan oleh Presiden Joko Widodo, tadi sore.
"Jakarta harus layaknya sebuah arena aplikasi Pancasila, karena Jakarta bukan sekadar sebuah kota. Dia adalah ibu kota," tegasnya, yang saat berpidato didampingi istri, anak dan para pendukungnya.
Tentang sila pertama, ia menegaskan bahwa Indonesia bukan negara satu agama, tetapi juga bukan negara yang alergi agama apalagi anti terhadap agama.
"Prinsip ketuhanan ini kita wujudkan dengan hadirnya rasa kemanusiaan, keadilan, tanpa ada yang dirugikan apalagi tidak dimanusiakan dalam kehidupannya," ujar Anies.
Sesuai sila kedua, ia berjanji bekerja menghadirkan Jakarta yang manusiawi dan beradab. Perjuangan selanjutnya, ujar Anies, menghadirkan persatuan dalam keseharian warga Jakarta.
"Tidak hanya merayakan keragaman tapi juga persatuan. Seringkali kita lewatkan persatuan. Persatuan dan keguyuban ini yang harus kita perjuangkan dengan menghilangkan sekat interaksi antar masyarakat. Terutama pemisah antara yang berkemampuan ekonomi atau tidak," tutur mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini.
Untuk mengimplementasikan musyawarah mencapai mufakat sesuai sila ke-4., Anies berjanji untuk menghidupkan lagi majelis-majelis warga.
"Semua majelis warga akan dihidupkan. Di Jakarta ini tidak boleh perintah gubernur saja, tapi dengarkan kata rakyat. Ada banyak sekali majelis, kita hdupkan semua. Musyawarah kita untuk hasilkan kesepakatan," terangnya.
Terakhir, Anies berjanji mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat sebagai pondasi kesatuan semua lapisan masyarakat di DKI Jakarta.
[ald]
BERITA TERKAIT: