Demikian pendapat dari mantan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya, Rizal Ramli, saat bersama para pimpinan pusat SMSI dan perwakilan pengurus provinsi se-Indonesia, mendaftarkan SMSI sebagai konstituen Dewan Pers, di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Jumat pagi (8/9).
Menurut dia, media-media online yang berada dalam wadah SMSI memberikan alternatif kepada masyarakat pembaca yang selama ini hanya percaya pada media-media mainstream. Sementara, pembaca sering tak menyadari bahwa media mainstream tersandera kepentingan ideologi maupun bisnis pemiliknya.
Karena media mainstream itu lebih banyak menjaga dan mempertahankan
status quo, maka berita-berita yang disajikan tidak sesuai kenyataan yang terjadi di masyarakat.
Selain itu, Rizal Ramli mengibaratkan kehadiran banyak sekali media online dewasa ini ibarat sungai-sungai kecil yang tidak memiliki bendungan sebagai penyaring. Karena tanpa penyaring, ada di antara sungai-sungai itu yang membawa air kotor atau setengah kotor.
"Ada berita yang dihasilkan oleh media online sudah bagus, faktual, berimbang dan profesional. Ada juga yang belum, dan yang belum ini ibarat sungai kotor tadi, yang belum disaring," kata Rizal yang juga dipercaya menjadi salah satu Penasihat SMSI.
Namun Rizal percaya, masyarakat pembaca berita sudah bisa cerdas memilih mana berita dari media online yang bersih dan mana yang kotor.
"Kecuali pikiran pembaca sudah radikal sekali, maunya yang kotor-kotor saja, itu sudah badung sekali," ucapnya.
Rizal menambahkan, kehadiran media-media online di bawah SMSI akan menjadi arus yang bagus, apalagi SMSI ini menggunakan verifikasi yang sangat ketat sesuai dengan aturan Dewan Pers.
"Dan akhirnya SMSI bisa membersihkan sungai-sungai yang kotor ini menjadi alternatif bacaan yang lebih objektif," harap Rizal.
[ald]