Apel teatrikal itu dimaksudkan sebagai bentuk solidaritas mereka atas tindakan kekerasan dan pembunuhan terhadap minoritas muslim etnis rohingya di wilayah Rakhine, Myanmar.
Koordinator aksi, Mahyudin Rumata mengatakan, aksi solidaritas ini bukan didasari agama ataupun suku, melainkan atas nama kebangsaan.
"Aksi yang dilakukan semata-mata bukan tentang migas atau SDA, bukan tentang perang kepentingan global, bukan juga tentang kepentingan dalam negeri Myanmar. Aksi ini merupakan atas nama nilai kemanusiaan," tegas Mahyudin kepada wartawan di lokasi.
Mahyudin pun menyerukan pemerintah Indonesia menjadi lokomotif perdamaian dengan melakukan upaya diplomatik untuk menekan Myanmar menghentikan kekerasan dan operasi militer di Rakhine.
Dalam aksinya, massa pendemo juga menyerukan dunia internasional untuk mengusir duta besar Myanmar dan menyegel kantor kedutaannya di masing-masing negara, serta mencabut nobel perdamaian milik Aung San Sun Kyi.
Pantauan di lokasi, aksi Aliansi Anak Bangsa untuk Kemanusian tidak sampai menutup badan jalan. Hanya separuh jalur yang digunakan massa pendemo. Kendaraan yang melintas pun masih terpantau lancar.
Massa membentangkan spanduk #Save Rohingya tepat di depan kawat berduri yang membatasi dengan gedung Kedubes Myanmar.
Sementara itu turut bergabung dalam aksi yakni massa dari Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII).
[wid]
BERITA TERKAIT: