Yang menemukan pertama kali adalah aktivis dari relawan komunitas Membaca 15 Menit Gufron Amirullah. Ghufron mengaku membeli buku berjudul "Si Kabayan Super Kocak" bareng anaknya yang masih berusia 8 tahun pada 28 Juni lalu.
Anaknya tertarik membeli buku bersampul gambar kartun tokoh Si Kabayan karena cover depannya menarik. Selain itu, ada tulisan 'kocak' pada judul. Dia pun membelikan buku yang awalnya dikira berisi cerita yang mengandung kearifan lokal.
Ternyata, sambungnya, setelah membaca buku yang ditulis oleh Witarsa dan diterbitkan oleh CV Nuansa Aulia, Bandung itu, Gufron menemukan kata-kata yang menjurus pornografi. "Saya bingung, kok bisa lolos sensor. Apakah memang sudah terverifikasi bagian tersebut?" herannya.
Misalnya pada Bab VII "Kabayan Jadi Dukun" halaman 82 terdapat kata-kata sebagai berikut.
"Seorang perempuan muda datang menghadap. Kabayan mengamati perempuan itu. Wajahnya cantik sekali, tak kalah dengan artis sinetron. Pantas saja kalau ia menjadi istri simpanan pejabat. Kabayan sendiri, kalau jadi pejabat mungkin berpikir untuk menjadikannya selingkuhan."
Selain itu, "Sampai saat ini belum sih, tapi lihat tubuh saya! Jawab tamu Kabayan sambil memperlihatkan tubuhnya yang subur. Tubuh saya makin tak seksi. Suatu waktu saya benar-benar tak seksi. Suami saya pasti tak akan suka lagi sama saya. Jadi tolong bantu saya, kuruskan tubuh ini."
Sementara pada halaman 84 paragraf 4 terdapat kalimat demikian "Tamu Kabayan menurut. Kabayan meraih si cantik. Kabayan tiba tiba merasakan getaran hebat dalam tubuhnya. Ah... dasar dukun cabul".
Gufron mengungkapkan, yang bermasalah hanya teks. Sementara grafis ataupun gambar tidak memuat unsur pornografi. "Niatnya bagus untuk mengangkat kearifan lokal. Tapi jadinya tidak baik karena memasukkan kosakata yang nggak tepat untuk anak. Apalagi cover depannya menarik untuk anak-anak. Bayangkan, anak SD terpaksa mengenal kata istri simpanan, selingkuhan, harta, wanita dan dukun cabul."
Selain melayangkan protes kepada pihak penerbit, Relawan Membaca 15 Menit juga berencana melakukan 'sidak' ke beberapa toko buku untuk memantau apakah buku ini sudah menyebar secara luas.
Netizen heboh menanggapi ini. Banyak yang heran mengapa kejadian serupa terjadi berulang kali. Akun @adin_legal meminta pihak yang berwenang menarik buku ini. "Kalau begitu tarik segera buku ini. Meresahkan," pintanya disambut @penembak3. "Wah parah nih buku, harus ditarik dari peredaran dan ditinjau kembali."
Netizen dengan akun @malhamahkubro keheranan. “Hanya di Indonesia selalu test the water." Akun @pipittanjung mengecam. "Astaghfirullah.. masih ada aja yang begini," kicau dia senada dengan @satriabintang46. "Yaaa... Nggak usah kaget.... Inilah Indonesia... Kerjanya kecolongan terusssss... lagi ketiduran ya pak..."
Namun demikian, banyak pula yang menilai ini memang buku dewasa. Sebab, tak ada tanda-tanda buku anak-anak meskipun sampulnya kartun.
"Buku ini memang mengambil sosok kabayan sebagai tokoh cerita, tapi kan buku ini memang bukan disebutkan sebagai bacaan cerita anak-anak? Artinya ini buku humor umum, dan wajar kalo ada pilihan kata-kata tersebut," tulis pembaca @onywijayanto diamini @papaorc. "Sepertinya itu buku uuntuk dewasa. Case closed."
Sementara @itje.kurniawan1990 menyindir, sebenarnya lebih banyak tayangan televisi tak pantas daripada buku berisi diksi yang kurang tepat untuk anak-anak. "Ah yang jelas di depan mata tuh sinetron. Istri simpanan, selingkuh, dll, nilai-nilai yang disebarkan lewat jalan cerita mudah sekali terserap oleh anak-anak yang masih lugu."
Menanggapi ini, Pemimpin redaksi CV Nuansa Aulia, Padji M. Sudarmo, mengaku kaget dan baru mengetahui kabar ini tersebut. Padji berjanji akan segera melakukan pengecekan. "Nanti kami periksa dulu, seperti apa yang menjadi pembicaraan. Kami baru tahu," ujar Padji M Sudarmo.
Sekadar diketahui, pada Februari, sempat ramai juga buku anak-anak yang memuat unsur pornografi. Dalam buku "Aku Belajar Mengendalikan Diri" terbitan Tiga Ananda, pada salah satu halaman, digambarkan seorang anak menggesekkan alat kelaminnya seolah-olah sedang bermasturbasi. Akhirnya buku ditarik dari peredaran. Pihak penerbit melayangkan permintaan maaf resmi kepada publik. ***
BERITA TERKAIT: