"Idealnya kita punya kalender Hijriah permanen," ujarnya kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (24/6).
Tak sekadar pasti dalam menentukan awal bulan dan minus biaya melihat hilal, kalender hijriah permanen menurutnya berguna bagi pembuatan peta dakwah bersama-sama juga pola pengaturan jadwal proses belajar mengajar di lembaga pendidikan Islam pun jadi lebih mudah.
Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Agama masih menggunakan metode melihat hilal. Petang nanti, bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan ormas Islam, Kemenag akan menggelar sidang isbat untuk menentukan awal Syawal 1438 Hijiriah.
"Semoga sidang isbath menentukan 1 Syawal 1438 H dapat mengambil keputusan yang tepat yang berdasarkan pada hisab dan rukyat. Sehingga umat Islam dapat menerimanya dengan tenang dan nyaman dalam menjalankan ibadah Idul Fitri 1438 H ini. Di samping itu, keputusan yang tepat dapat berperan menumbuhkan ukhwah islamiyah serta kebersamaan," pintanya.
[wid]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: