Salah satu yang disarankan Rizal Ramli adalah penunjukan direktur operasional untuk mengawal jalannya roda perusahaan dalam sisi pelayanan. Sebab, Garuda sebagai maskapai berkelas internasional justru hanya punya direktur produksi.
"Cuma saya bingung direktur operasi tidak ada, adanya direktur produksi. Kayak pabrik panci," bebernya usai mengisi diskusi bertajuk 'Garuda Indonesia Di Tengah Turbulensi' di kawasan Senopati, Jakarta (Kamis, 15/6).
Untuk itu, Rizal Ramli meminta Garuda dapat menunjuk seorang pejabat direktur operasional. Di mana, salah sartu tugasnya mengatur perencanaan rute penerbangan yang selama ini kurang efektif.
"Jadi, jalur-jalur yang padat, menguntungkan ditambah frekuensinya, pesawatnya diperbesar yang kecil dikurangi. Supaya betul-betul optimal," jelas menko perekonomian di era Presiden Gus Dur tersebut.
Rizal Ramli menilai, keberadaan direktur produksi di tubuh manajemen Garuda tidak diperlukan. Sebab, Garuda bukanlah perusahaan yang bergerak di bidang industri barang konsumsi.
"Saya minta Garuda segera menunjuk direktur operasi, jangan lagi direktur produksi. Kayak direktur produksi panci saja," tegasnya.
Garuda Indonesia mencatat kerugian sebesar USD 99,1 juta atau sekitar Rp 1,32 triliun pada kuartal I-2017. Pencapaian itu turun 11,969 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2016 yang mencatatkan laba bersih USD 800 ribu. Sejak 2015, utang maskapai plat merah tersebut mencapai Rp 32,5 triliun. Meningkat kembali di tahun 2016 mencapai Rp 36,6 triliun, dan terus meningkat di tahun 2017 mencapai Rp 39,6 triliun.
[wah]
BERITA TERKAIT: