Dalam ceramahnya yang berjudul "Re-Branding Kewirausahaan Pemuda Menuju Indonesia Berdikari", Menpora menjelaskan bahwa tidak mudah mengkombinasikan keinginan 13 stakeholder (pemangku kepentingan) di bidang wirausaha kepemudaan. Karena itu harus ada payung hukum yang jelas.
"Saya ingin ada peraturan presiden (Perpres) untuk mengikat 13 stakeholder ini agar konteks pelakunya pasti anak muda tetapi sisi permodalannya dapat di Kementerian lain," katanya.
Menpora menilai Program Kewirausahaan ini penting bukan hanya untuk Kemenpora tetapi juga pemerintah.Pihaknya juga akan terus memperkuat regulasi Permenpora yang telah ada.
"Harap dikaji kembali Permen yang telah ada agar rencana regulasi berjalan baik," ucap Menpora didampingi Asdep Kepemimpinan dan Kepeloporan Pemuda, Ibnu Hasan.
"Kami akan support dan dukung, saya harap pakem yang ada seperti pelatihan, penghargaan dan lainnya dapat dikembangkan lagi, agar peserta yang mendapat pelatihan nantinya dapat dimonitor dengan detail misalnya peluang modalnya dan sebagainya, untuk itu harus ada terobosan baru, prinsipnya kami akan bantu dan dukung dan dorong tim efektif bekerja cepat agar proyek ini ada follow up di lapangan," imbaunya.
Ia menyampaikan, di tahun 2017, Program Pemuda Magang Pemuda Indonesia dengan negara lain yang sebelumnya hanya murni bertukar pikiran selama kurang lebih 10 hari, telah diubah waktunya menjadi 3 bulan.
"Selesai mereka magang di negara lain pulang ke Indonesia, mereka telah memiliki jaringan yang luas. Contohnya, pemuda tani yang kami berikan penghargaan pada 2014 lalu asal dari Kabupaten Garut, kini telah berhasil maju memajukan desanya dengan buah jeruk," ujarnya mencontohkan.
Narasumber dari LAN, Deputi Didang Inovasi Lembaga Administrasi, Tri Widodo Utomo, melihat besarnya potensi pemuda.
"Potensi pemuda luar biasa, tahun 2014 jumlah pemuda sebanyak 24,5 persen dari jumlah penduduk. Artinya Indonesia memiliki bonus demografi yang luar biasa dan akan terus meningkat pada 2020 hingga 2025. Ini adalah potensi luar biasa di semua bidang misalnya di bidang olahraga, artis dan seniman, pelaku usaha dan sebagainya," tuturnya.
"Hanya saja, bagaimana caranya agar stigma pemuda berubah menjadi tahan banting, berintegritas, tidak mudah putus asa, target outputnya harus terukur dengan indikator dan parameter tertentu," tambah Tri.
[ald]
BERITA TERKAIT: