Demokrasi Kebablasan Terkait Berita Bohong Dan Ujaran Kebencian

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Sabtu, 25 Februari 2017, 18:35 WIB
Demokrasi Kebablasan Terkait Berita Bohong Dan Ujaran Kebencian
Net
rmol news logo Kepala Desk Social Media Crisis Kantor Staf Kepresidenan Alois Wisnuhardana menjelaskan pernyataan demokrasi kebablasan yang dimaksud Presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah terkait banyaknya ujaran kebencian dan berita bohong yang beredar di media sosial belakangan ini.

Menurutnya, teknologi yang kian pesat membuat masyarakat dihujani oleh informasi hingga masyarakat kebanjiran informasi.

Jika melihat fenomena banjir, sambung Alois, yang pertama kali mencuat adalah sampah yang terbawa arus. Fenomena tersebut sama seperti banyaknya sampah yang diterima masyarakat saat dibanjiri informasi.

"Presiden menyatakan bahwa dalam hal ujaran kebencian fitnah berita bohong dan itu sekarang kita alami dan dalam konteks itu lah kebablasan itu ada," kata Alois dalam diskusi bertema "Kebebasan. Demokrasi. Kebablasan." di kawasan Menteng, Jakarta, Sabtu (25/2).

Alois menambahkan, pernyataan demokrasi kebablasan sebenarnya merupakan trigger atau pemantik bagi penegakan hukum di Indonesia. Seperti contoh isu rush money bisa cepat selesai setelah berjalannya penegakan hukum.

Meski demikian, dalam prosesnya, penegakan hukum juga mendapat problem yang sama mengenai perkembangan teknologi informasi yang cepat.

"Orang bisa melapor dengan mudah dan saling melaporkan sehingga polisi menghadapi mana yang harus dihadapi terlebih dahulu," ujar Alois. [wah] 

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA