Ketua Umum TMP Kritik Keras Kebijakan Trump

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/yayan-sopyani-al-hadi-1'>YAYAN SOPYANI AL HADI</a>
LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI
  • Senin, 13 Februari 2017, 10:58 WIB
Ketua Umum TMP Kritik Keras Kebijakan  Trump
Donald Trump/Net
rmol news logo Ketua Umum Taruna Merah Putih (TMP), Maruarar Sirait menyesalkan kebijakan Presiden Donald Trump, yang dia ntaranya menghentikan untuk sementara program pengungsi serta melarang warga Iran, Irak, Libya, Somalia, Sudan, Suriah, dan Yaman masuk ke AS selama 90 hari ke depan.

Negara-negara tersebut merupakan negara dengan penduduk mayoritas muslim.

Menurut Maruarar Sirait, kebijakan ini sangat tidak tepat bagi negara Amerika yang selama ini terus menerus mempromosikan demokrasi ke berbagai belahan dunia. Kebijakan Trump juga sama saja dengan menyalahi konsep "freedom" AS yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebebasan tanpa membeda-bedakan rakyat AS dan manusia secara umum berdasarkan keturunan, latar belakang, agama, ras, dan perbedaan primordialisttik apapun.

"Trump sangat keliru bila mempersepsikan semua umat yang beragama Islam sebagai radikal. Ini salah besar," kata Maruarar Sirait, saat ditanya wartawan terkait dengan kebijakan Trump ini, di Jakarta (Senin, 12/2).

Maruarar mematahkan kebijakan dan ketakutan tak berdasar Trump ini dengan pengalaman pribadi yang berada di negara muslim terbesar di dunia, yaitu Indonesia. Maruarar Sirait bersuku batak dan beragama kristen. Namun Maruarar menjadi anggota DPR hingga tiga periode dari daerah pemilihan Subang, Majalengka dan Sumedang, yang 95 persen beragama Islam.

"Orang muslim yang saya tahu itu ramah-ramah, baik, toleran, sangat menghargai perbedaan. Itu yang saya temui di daerah pemilihan saya. Demikian juga muslim yang saya kenal dan tahu dari berbagai daerah di Indonesia," kata Maruarar, yang sering mengunjungi masjid, berbaur dengan majelis taklim atau merayakan ulang tahu di Islamic Center di dapilnya.

Maruarar mengingatkan bahwa radikalisme ada di setiap agama. Karena itu menggunakan logika over-generalized model Trump benar-benar salah. Di tengah dunia global saat ini, yang harus dilakukan semua warga dunia dari berbagai dunia adalah saling memahami dan saling menghormati satu sama lain. Toleransi merupakan hal niscaya yang harus dilakukan umat manusia di dunia sehingga tercipta tata dunia yang damai dan tentram.

"Beruntung Indonesia punya Pancasila. Pancasila merupakan falsafah negara yang digali oleh Bung Karno dari keragaman Indonesia. Indonesia adalah negara dengan bhinneka tungga ika. Dalam prosesnya, Pancasila juga merupakan hadiah terbesar umat Islam kepada Indonesia, sebab mereka sangat mengakui, menghormati pluralisme sebagai hal yang niscaya bagi warga negara yang berbeda-beda, baik suku, agama, maupu ras," ungkap Maruarar.

"Trump sendiri tak berlaku kasih sebagaimana ajaran Kristen," sambung Maruarar, yang selalu mengundang panti asuhan muslim untuk berbuka puasa bersama setiap kali bulan Ramadhan.

Dalam kesempatan ini, Maruarar juga mendorong pemerintah Indonesia untuk secara resmi mengkritik kebijakan Trump ini.

"Sikap Indonesia sebagai negara mayoritas muslim sangat penting," tegas Maruarar.[wid]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA