Namun, Pilkada Jakarta 2017 juga menjadi ladang ujian bagi kredibilitas lembaga-lembaga survei maupun para konsultan politik yang bekerja memoles citra para kandidat. Mereka yang tidak bisa menjaga nama baik dan kinerja pasti akan kehilangan kepercayaan publik untuk masa selanjutnya.
"Lembaga survei sudah menjadi bagian dari industri kompetisi pemilu di Indonesia. Apalagi Jakarta barometernya semua opini dan kiblat tren politik. Saya yakin lembaga survei yang tidak bisa menjaga nama baik dan kinerja pada akhirnya akan terseleksi sendiri," kata Wakil Ketua DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DKI Jakarta, Heriandi Lim, kepada
Kantor Berita Politik RMOL, beberapa saat lalu.
PKB Jakarta sebagai pendukung utama pasangan Agus Yudhoyono-Sylviana Murni melihat semua hasil survei sebagai arah bergerak dalam pemenangan. Namun, tidak menjadikan hasil survei dan opini sebagai patokan menentukan pemenang Pilkada.
"Kami tetap percaya memenangkan suara rakyat dan menjaga suara basis adalah cara sejati untuk bisa memenangkan Agus-Sylvi," tegas tokoh politik muda keturunan Tionghoa ini.
Menanggapi mayoritas hasil survei yang memposisikan Agus-Sylvi sebagai calon pemenang Pilkada Jakarta, Heriandi tak mau besar kepala. Dia tegaskan, apapun hasil survei tidak akan mempengaruhi kubunya untuk tetap rendah hati dan berusaha maksimal memenangkan hati rakyat.
"Kami sudah turun di hampir seluruh wilayah kelurahan DKI. Jutaan warga sudah kami temui dan salami. Kami yakin Agus akan menang sebagai Gubernur DKI," tutupnya dengan yakin.
[ald]