Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pemuda Muhammadiyah Ingatkan Kepala BNPT Soal Kasus Ahok

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Senin, 28 November 2016, 04:33 WIB
Pemuda Muhammadiyah Ingatkan Kepala BNPT Soal Kasus Ahok
Foto: RMOL
rmol news logo Kalangan Pemuda Muhammadiyah menyesalkan penilaian yang berkembang bahwa massa Aksi Bela Islam disusupi kelompok teroris. Karena kalau benar demikian, tersangka kasus penista agama Basuki T. Purnama pasti menjadi target.

"Kalau ada teroris, Ahok sudah ditembak. Ini kan nggak. Malah gereja di Samarinda yang dibom," tegas Ismail, peserta Tanwir I Pemuda Muhammadiyah 2016  yang digelar di Hotel Narita, Tangerang, Banten, Minggu (27/11) malam.

Ismail menegaskan itu saat sesi tanya jawab dalam ceramah bertajuk "Mengapa Program Deradikalisasi Gagal" dengan narasumber Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Suhardi Alius.

Ketua KOKAM Jawa Tengah iniI menyampaikan terorisme lahir tak hanya karena persoalan ekonomi atau kemiskinan. Tapi juga penegakan hukum yang tak adil.

"Ekonomi dan penegakan hukum yang setengah-tengah bisa menjadi sumber baru," tegasnya.

Ketua PW Pemuda Muhammadiyah Sumatera Utara Basir Hasibuan, menambahkan, jika Ahok tak ditahan, bisa melahirkan terorisme baru.

"Kasus Ahok akan akan memunculkan kelompok-kelompok radikal baru kalau tak diselesaikan. Karena ada ketidakpuasan," tegas Basir yang akan memimpin ribuan warga Muhammadiyah Sumut dalam aksi 212 menuntut Ahok ditahan.

Karena itu, Basir menegaskan Ahok harus ditahan seperti para tersangka kasus penistaan agama lainnya. Umat Islam tidak akan kembali menggelar aksi pada 2 Desember mendatang, kalau Ahok ditahan.

Peserta lain meningatkan agar aparat dan pemerintah tak menghembuskan isu macam-macam jelang aksi 212. Apalagi kalau sampai melarang umat Islam melakukan aksi. "Semakin dilarang umat Islam semakin bersemangat (ikut aksi). Karena semakin yakin ada yang tak beres dalam penanganan kasus Ahok ini," timpalnya.

Kader Muhammadiyah menyampaikan demikian karena dalam ceramahnya Kepala BNPT mengungkapkan bahwa penanggulangan terorisme tak bisa hanya dilakukan di hilir lewat hard approach. Tapi harus mulai dari hulu, seperti mengatasi masalah kemiskinan dan rendahnya pendidikan.

Suhardi Alius sendiri tak mau menanggapi kasus penistaan agama yang dinilai peserta bisa memunculkan kelompok radikal baru kalau Ahok tak ditahan. Karena merasa itu bukan wewenangnya untuk menjawab.

"Saya akan sampaikan ke Menko Polhukam yang bukan porsi saya," jawabnya diplomatis. [wid]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA