Menurut Ibas sapaan akrab Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR itu, pasca reformasi penyampaian pendapat di Indonesia lebih baik, demokratis dan semakin dewasa. Oleh karenanya, Ibas meminta sebaliknya tidak ada pihak yang mencederai kebebasan berekspresi rakyat Indonesia dengan komentar-komentar yang justru membingungkan rakyat seolah-olah ada yang mengatur.
"Kami yakin menyampaikan aspirasi, pendapat saat ini lebih bagus. Dan itu sudah dimulai sejak reformasi bergulir," kata Ibas saat kunjungan kerja di Desa Sukorejo, Kecamatan Tugu, Trenggalek, Jawa Timur, Selasa kemarin (7/11).
Dia menambahkan selama 10 tahun kepemimpinan SBY tidak sedikit muncul atau terjadi hal-hal yang berkaitan dengan protes, unjuk rasa atau demonstrasi.
"Dan hal tersebut sangat wajar, lumrah, sepanjang itu konstruktif dan dengan cara yang baik sesuai aturan yang berlaku," kata putra bungsu SBY ini.
Menurut Ibas, demokrasi yang baik adalah yang bermartabat, beretika dan bermoral. Lebih lanjut Ia memaparkan jika konteks demokrasi tidak ada yang spesial, tidak ada yang sangat luar biasa dalam menanggapi unjuk rasa.
"Seharusnya pemerintah atau pihak-pihak lain malah mendukung dan menyambut baik masyarakat untuk berekspresi sepanjang tidak anarkis, tidak rusuh dan tidak merusak," ungkapnya.
Pihaknya juga berpesan agar semua pihak menghormati golongan atau pihak tertentu. Dalam dugaan kasus penistaan agama yang dilakukan Basuki Tjahja Puenama alias Ahok, menurut Ibas, seharusnya tidak perlu terjadi. Dan hal itu diyakini tidak akan terjadi sepanjang semua pihak, termasuk para pemimpi menghormati empat pilar kebangsaan, yaitu UUD 1945, Pancasila, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika.
[rus]
BERITA TERKAIT: