Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pertemuan Dengan Muhammadiyah Batal Karena Ahok Dipanggil Presiden

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Selasa, 11 Oktober 2016, 17:43 WIB
Pertemuan Dengan Muhammadiyah Batal Karena Ahok Dipanggil Presiden
Abd Mu'ti/RMOL
rmol news logo Pimpinan Pusat Muhammadiyah sudah menjadwalkan akan menerima kunjungan Gubernur DKI Jakarta Basuki T. Purnama pukul 15.00 Wib petang ini (Selasa, 11/10).

"Ada komunikasi dengan Tim Pak Ahok untuk beliau berkunjung ke PP Muhammadiyah. Sudah kita jadwalkan," jelas Sekjen PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti dalam perbincangan dengan Kantor Berita Politik RMOL di ruangan kerjanya, Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya, Jakarta beberapa saat tadi.

Namun, pertemuan tersebut batal digelar. Pasalnya, hampir dalam waktu yang bersamaan, Presiden Joko Widodo memanggil Ahok selaku Gubernur DKI Jakarta untuk hadir dalam rapat terbatas. Informasi tersebut diterima PP Muhammadiyah kemarin.

"Kalau sesuai informasi sih (pertemuan Jokowi-Ahok) jam 2. Kita juga tidak mau berspekulasi beliau (Ahok) diterima berapa lama (oleh Jokowi) dan juga acaranya akan selesai jam berapa," ujarnya.

Sementara para pengurus PP Muhammadiyah, termasuk Sang Ketua Umum Haedar Nashir, juga dijadwalkan akan segera menghadiri acara lain setelah pertemuan yang sedianya digelar dengan Ahok tersebut.

"Sementara waktu yang dimiliki bapak-bapak PP Muhammadiyah terbatas, termasuk Pak Haedar segera ada acara lain di Yogya. Sebenarnya Pak Haedar dari Cirebon sudah langsung kesini. Sudah di Jakarta tadi pagi," bebernya.

Karena itulah, dia menambakan, pertemuan PP Muhammadiyah dengan Ahok batal digelar. Sampai saat ini juga, belum ada komunikasi lebih lanjut dengan pihak Ahok.

"Sampai sekarang belum ada komunikasi lebih lanjut. Yang sudah ada komunikasi dengan tim Pak Anies-Sandiaga Uno, minta diterima PP Muhammadiyah. Saya sudah komunikasi dengan Pak Haedar, insya Allah akan diterima Hari Senin, 17 Oktober siang," ucapnya.

Kalau begitu kehadiran Ahok sebagai calon, bukan sebagai Gubernur DKI?

"Yang meminta (digelar pertemuan) tim pemenangan Pak Ahok. Ya (berarti) sebagai calon. Kalau (selaku) gubernur, yang meminta mestinya Humas Pemprov," jawabnya.

Karena itu pula, agenda pembahasan antara kedua belah pihak, tidak ada kaitan dengan polemik pernyataan Ahok soal QS Al Maidah 51, yang saat ini mendapat sorotan masyarakat.

"Jadi ini kaitan dengan Pilgub, bukan dengan pernyataan Al Maidah 51. Karena sebelumnya kita sudah terima pasangan Agus-Sylvi. Sebagai rumah besar, tentu PP Muhammadiyah tidak menutup pintu rumah ini untuk pasangan yang lain. Tapi karena waktunya belum cocok saja," tandasnya. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA