Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Maju Lagi, Doto Zaini Gelorakan Pilkada Damai

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Minggu, 25 September 2016, 14:46 WIB
Maju Lagi, Doto Zaini Gelorakan Pilkada Damai
Foto: Dok
rmol news logo Gubernur Aceh Zaini Abdullah kembali maju dalam Pemilihan Gubernur Aceh, yang kali ini lewat jalur independen.

Dia menegaskan, sebagai sebuah pertarungan politik, menyadari pihaknya siap untuk kalah, tetapi lebih siap lagi untuk menang.

"Terlalu sering dalam perjalanan hidup saya, melihat banyak orang gagal karena mengabaikan hal kecil, tersandung batu dan terpeleset kerikil," ujar Doto Zaini, sapaannya, dalam keterangan pers yang diterima (Minggu, 25/9).

Selama puluhan tahun dia kenyang dengan asam garam perjuangan demi hak-hak politik dan kesejahteraan rakyat Aceh. Karena itu baginya, kekuasaan benar-benar hanyalah titipan yang dalam waktu singkat bisa datang dan pergi.

"Sejarah dunia mengajarkan bagaimana sebuah kekuasaan yang kokok perkasa dan dijaga kekuatan militer maha dahsyat, tiba-tiba saja roboh tersungkur dalam waktu singkat," pesan Doto Zaini.

Saat pendaftaran Pilkada 2017 dibuka serentak di seluruh Indonesia, sejak Rabu (21/9), pasangan Zaini Abdullah dan Nasaruddin menyerahkan kelengkapan administrasi untuk keperluan pendaftaran. Awalnya Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh mengumumkan bahwa KTP yang diusung pasangan AZAN tidak mencukupi, karena itu kekurangannya segera dipenuhi.

"Disertai doa dan dukungan pemilik KTP yang menaruh harapannya pada kami berdua, saya berterima kasih kepada para pendukung kami. ini baru langkah awal, pekerjaan lebih berat menunggu kita, mengajak sebanyak mungkin rakyat Aceh untuk memenangkan perdamaian pada Pilkada Februari 2017 mendatang,” tandas Doto Zaini ketika pendaftaran di hadapan pendukungnya.

Bagi tokoh yang rekam jejaknya menjadi perunding perdamaian Aceh ini kekuasaan bukanlah tujuan, melainkan alat untuk mengelola amanah, untuk mewujudkan harapan akan perdamaian dan kesejahteraan.

"Hari ini tepat 63 tahun lalu, Teungku Daud Beureuh melawan kekuasaan Jakarta atas Tanah Aceh, yang kemudian dilanjutkan oleh Paduka Yang Mulia Tgk. Hasan Di Tiro," kata Doto Zaini membuka lembaran panjang sejarah Aceh.

Doto Zaini adalah pendamping setia mendiang sang Wali selama perjuangan hingga akhir hayatnya. Menurutnya, perlawanan adalah peringatan bahwa kekuasaan yang tidak dikontrol bisa mendatangkan kezaliman.

Kekuasaan yang tidak dikelola dengan hati damai bisa mendatangkan kehancuran, Doto Zaini mengingatkan. Kekuasaan yang dijadikan sebagai tujuan akhir akan menemukan kenyataan bahwa hawa nafsu tidak akan pernah kenyang oleh jabatan dan kekayaan,” tegas Doto Zaini.

Secara merendah, dia mengaku dirinya bukan putra terbaik Aceh. Meski begitu, pada para kandidat yang tengah bersaing, Doto Zaini mengimbau untuk menaruh rasa hormat kepada lawan-lawan politik, agar tidak menjadi kemenangan yang hina dan tidak mendatangkan kebajikan.

"Ini pengabdian kami, persembahan pada tanah Aceh, dengan sepenuh hati kami berikan yang terbaik dari diri kami,” kata Doto Zaini seraya mengimbau kepada rakyat Aceh untuk memilih pemimpin secara merdeka, tidak karena diancam atau dipaksa.

Hampir seluruh kandidat adalah mantan pejuang Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang mestinya sangat memahami karakter rakyat Aceh. Doto Zaini bahu-membahu bersama Hasan Tiro membangun diplomasi internasional menuju perdamaian yang saat ini dinikmati seluruh rakyat Aceh.

Di balik sejumlah kekhawatiran tersebut, Doto Zaini menyatakan optimisme terhadap Pilkada 2017 mendatang. Insyaallah akan lahir pemimpin Aceh terbaik, hasil pilihan rakyat Aceh sendiri,” kata Doto Zaini. Setelah proses itu berakhir nanti, Doto Zaini mengajak semua pihak kembali saling berpegang tangan dan mendukung kepemimpinan Aceh 2017-2022.[wid]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA