"Caranya gampang, sewa server lalu masukkan saja nama, alamat, dan data data lainnya pemilik KTP itu di internet sehingga bisa diakses publik secara langsung dan seluruh pemilih di DKI bisa mencari apakah namanya tercantum atau tidak,' kata politisi PDI Perjuangan, Adian Napitupulu, kepada wartawan, Selasa (28/6).
Adian yang juga Sekjen Pena 98, mengatakan, jika Teman Ahok ingin kerahasiaan pendukung incumbent Basuki Purnama alias Ahok terjaga, maka untuk mengeceknya tinggal masukkan nomor KTP, RT/RW dan kelurahan.
"Setahu saya, sewa server yang paling bagus dan kapasitas besar selama 3 bulan paling mahal hanya Rp 100 juta ditambah biaya input data Rp 200 per data," lanjut Adian.
Dengan cara ini, lanjutnya, Teman Ahok bisa hemat sekitar Rp 4,1 miliar. Selain itu, partisipasi rakyat teruji, asas transparansi terpenuhi, fitnah terkurangi. (Baca juga:
Daripada Tepuk Tangan Sendiri, Mendingan..)
"Dan mungkin dengan begitu Teman Ahok tidak tertawa-tawa sendiri dari KTP yang dikumpul sendiri, dihitung sendiri, diverifikasi sendiri," sindir anggota Komisi VII DPR ini.
Adian juga memastikan dirinya tidak akan memenuhi undangan konsultan hukum Teman Ahok, Putu Artha, untuk menghadiri verifikasi secara acak 1 juta KTP milik Teman Ahok.
"Maaf saya cukup rasional dan dewasa untuk tidak lagi percaya adanya sekelompok super hero seperti The Avenger. Nalar dan logika saya bisa membedakan mana fiksi dan kisah nyata," pungkasnya.
[ald]