Fadli Zon: Pers Butuh Pemimpin Berani Dan Berintegritas Seperti Mochtar Lubis

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/yayan-sopyani-al-hadi-1'>YAYAN SOPYANI AL HADI</a>
LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI
  • Selasa, 09 Februari 2016, 15:39 WIB
Fadli Zon: Pers Butuh Pemimpin Berani Dan Berintegritas Seperti Mochtar Lubis
fadli zon/net
rmol news logo Insan pers memiliki peran sekaligus tanggung jawab yang besar dalam mengawal demokrasi dan pembangunan. Salah satu ciri penting demokrasi adalah ruang kebebasan pers.

"Kita juga memerlukan pers yang bertanggung jawab atas apa yang disiarkan di ranah publik ini," kata Wakil Ketua DPR yang juga mantan wartawan, Fadli Zon melalui keterangan tertulisnya, Selasa (9/2).

Fadli menceritakan, sejak masa kemerdekaan, pers berperan besar dalam memperjuangkan kepentingan nasional. Kesadaran nasional dipupuk, pikiran untuk merdeka disebarkan.

Ia pun menyadari tingkat konsumsi masyarakat terhadap media sangat tinggi.

"Apa yang pers suguhkan mempengaruhi pola pikir dan perilaku masyarakat," ujarnya.

Sebab itulah harus ada spirit edukasi. Fadli mengingatkan, jangan sampai program media terlalu dominan dibentuk oleh kepentingan pragmatis.

Terlebih di tengah iklim pers yang semakin terbuka, lanjut Fadli, tantangan pers saat ini adalah bagaimana menghadirkan berita yang obyektif seperti cover both sides dan tak menjadi alat propaganda kepentingan pemilik.

Pers seyogyanya bebas dari pengaruh kelompok apalagi kekuasaan. Pers jangan sampai kehilangan obyektivitas karena dimiliki pengusaha yang punya afiliasi politik dan kekuasaan.

"Kita membutuhkan kepemimpinan pers yang berani dan berintegritas seperti Mochtar Lubis. Karena pers adalah wadah perjuangan menegakkan kebenaran," tegas wakil ketua umum DPP Partai Gerindra itu.

Tantangan lain, ,menurut dia, adalah perkembangan teknologi digital. Transformasi dari media cetak ke online masih berlangsung. Belum lagi media sosial yang melibatkan publik menjadi subyek dan obyek.

Kehadiran pers resmi dan konvensional dihadapkan pada tantangan media sosial yang melibatkan interaksi supercepat, tanpa jarak dan waktu. Karena itu kita membutuhkan pers yang demokratis dan tidak oligarkis.

"Harapan kita agar insan pers dapat semakin profesional. Sebab, negara maju pasti ditopang pers yang berkualitas, berintegritas, dan berpihak pada kepentingan nasional," imbuhnya.

"Selamat Hari Pers Nasional," tutup Fadli yang hingga kini masih menjadi Dewan Redaksi Majalah Sastra Horison sejak 1993.[wid]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA